Merajut benang kehidupan yang hampir usang |
sudah terlanjur ku bakar jadi arang |
Bercengkrama dengan waktu yang kian berlalu |
meredam amarah diatas bongkahan batu |
aku berdiri di ujung kekalahan dan kehancuran |
tapi bukan berarti aku kalah oleh kemunafikan |
aku mundur selangkah demi kebenaran |
aku mengalah untuk kemenangan |
aku susuri lembah kekecewaan tanpa batas |
ku tuliskan perjalananku di lembaran kertas |
aku mengais puing mimpi tanpa beringas |
buang gundah hati hapus segala cemas |
aku berdiri di ujung waktu yang bergulir |
tak peduli peluh ini terus mengalir |
ku kan terus berjuang sampai titik nadir |
sampai tutup usia perjuanganku tiada akhir |
Puisiku adalah senandung hatiku. Hati tidak berdusta, hati mengatakan apa adanya, bila hati tak mengerti, dia akan diam dan tak berjanji.
29 Juli 2009
TANPA BATAS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar