hatiku berdegup kencang
tatkala kau mengucapkan " I Love U"
seakan darah ini berhenti mengalir
jantung ini seakan berdesir
kau dongengkan aku tentang cinta
kau berikan aku seikat rasa
yang akan ku jaga hingga akhir waktu
tak kan lekang dan usang dan membeku
menatap hari penuh harap
menguntai doa yang terluap
tak kan ku tanggalkan selimut rindu
biarlah menghangatkan hatiku
tak kan ku biarkan hancur berkeping
tak kan ku biarkan layu dan kering
kan kusirami bunga cinta ini
agar selalu segar dan mewangi
Puisiku adalah senandung hatiku. Hati tidak berdusta, hati mengatakan apa adanya, bila hati tak mengerti, dia akan diam dan tak berjanji.
31 Juli 2009
SENANDUNG HATI
sang surya mulai pulang ke peraduannya
mengantarkan senja yang kian bergulir
rupanya dewi malam sudah mengintip
ingin datang bersama sang rembulan
indah suasana hatiku yang tersenyum
menatap cahaya rembulan nan cantik
sang angin menyanyikan aku tembang rindu
yang kutitipkan untuk sang kekasih hatiku
senyum ini pertanda aku bahagia
untuk sebutir rindu yang kian merekah
semoga sang waktu membawaku padamu
merajut hari biru antara kau dan aku
mengantarkan senja yang kian bergulir
rupanya dewi malam sudah mengintip
ingin datang bersama sang rembulan
indah suasana hatiku yang tersenyum
menatap cahaya rembulan nan cantik
sang angin menyanyikan aku tembang rindu
yang kutitipkan untuk sang kekasih hatiku
senyum ini pertanda aku bahagia
untuk sebutir rindu yang kian merekah
semoga sang waktu membawaku padamu
merajut hari biru antara kau dan aku
SEBUAH NAMA
untukmu sebuah nama
yang tak kan pernah kulupa
yang merubah mimpiku jadi nyata
yang menyalakan asa di jiwa
seakan burung pun berkicau merdu
menyanyikan senandung hatiku
dedaunan dan ranting menari gemulai
melihatku tersenyum bahagia terurai
seakan mereka tahu apa yang kurasa
bahagia terpancar dari kalbu jiwa
untuk sebuah nama yang kuukir di relung hati
kau berikan aku sebutir rasa penh arti
kau nyalakan asa ku yang hampir mati
kau tunjukkan aku arti cinta sejati
kau berikan aku sebuah rasa
yang lenyapkan sejuta dahaga
terimakasih cinta
untuk mu sebuah nama
yang tak kan pernah sirna
hingga diujung usia senja
yang tak kan pernah kulupa
yang merubah mimpiku jadi nyata
yang menyalakan asa di jiwa
seakan burung pun berkicau merdu
menyanyikan senandung hatiku
dedaunan dan ranting menari gemulai
melihatku tersenyum bahagia terurai
seakan mereka tahu apa yang kurasa
bahagia terpancar dari kalbu jiwa
untuk sebuah nama yang kuukir di relung hati
kau berikan aku sebutir rasa penh arti
kau nyalakan asa ku yang hampir mati
kau tunjukkan aku arti cinta sejati
kau berikan aku sebuah rasa
yang lenyapkan sejuta dahaga
terimakasih cinta
untuk mu sebuah nama
yang tak kan pernah sirna
hingga diujung usia senja
30 Juli 2009
Jiwa
bertahun lamanya jiwa letih berkelana
menyusuri setapak kehidupan tiada bertepi
melangkahkan kaki dengan sejuta pengharapan
mencari arah yang tak sesat.....
sungai dan tebing kehidupan kulewati
gunung -gunung kekecewaan tlah ku daki
lautan harapan tlah ku sebrangi
meniti jembatan jiwa dan nurani
lorong waktu yang kian bergulir
mengukirkisah hidup pahit dan getir
tertawa menangis hampir tak ada beda
merajut mimpi diantara mimpi dan nyata
merankai doa dengan sejuta pengharapan
tertegun sejenak melepas kelelahan
mentari pagi setia menemani
jiwa ini untuk tetap tegar berjalan
menyusuri setapak kehidupan tiada bertepi
melangkahkan kaki dengan sejuta pengharapan
mencari arah yang tak sesat.....
sungai dan tebing kehidupan kulewati
gunung -gunung kekecewaan tlah ku daki
lautan harapan tlah ku sebrangi
meniti jembatan jiwa dan nurani
lorong waktu yang kian bergulir
mengukirkisah hidup pahit dan getir
tertawa menangis hampir tak ada beda
merajut mimpi diantara mimpi dan nyata
merankai doa dengan sejuta pengharapan
tertegun sejenak melepas kelelahan
mentari pagi setia menemani
jiwa ini untuk tetap tegar berjalan
MERATAP HARAP DALAM DOA
Menunduk lesu dalam keterpurukan
meratap dalam harap setiap sholat
mencari arti hidup yang hakiki
membayar janji yang terlupakan
Jika gulita hati tak kuusir
maka kalah diri sebelum perang
berbaur berkecamuk dalam jiwa
jika diri lupa membayar janji padaIlahi
Janji ketika melafalkan dua kalimat syahadat
janji ketika kita dicipta sebagai makhluk mulia
sholat dan doa yang terpanjat
meratap pengampunan atas segala dosa
Berharap bagun dari keterpurukan
jasmani dan rohani terkuatkan
menjalani kehidupan sebagai bekal dialam kekal
jangan terlena keindahan jangan lelap kenikmatan
cuci hati dan diri dari segala dengki
membasuh hati yang berkarat
mensucikan hati dan jiwa
yang besemayam dalam jasad....
meratap dalam harap setiap sholat
mencari arti hidup yang hakiki
membayar janji yang terlupakan
Jika gulita hati tak kuusir
maka kalah diri sebelum perang
berbaur berkecamuk dalam jiwa
jika diri lupa membayar janji padaIlahi
Janji ketika melafalkan dua kalimat syahadat
janji ketika kita dicipta sebagai makhluk mulia
sholat dan doa yang terpanjat
meratap pengampunan atas segala dosa
Berharap bagun dari keterpurukan
jasmani dan rohani terkuatkan
menjalani kehidupan sebagai bekal dialam kekal
jangan terlena keindahan jangan lelap kenikmatan
cuci hati dan diri dari segala dengki
membasuh hati yang berkarat
mensucikan hati dan jiwa
yang besemayam dalam jasad....
Cinta Indonesia
Langkah demi langkah
merekah tiada terbantah
seiring semanat jiwa yang terpatri
bagai terbitnya sang mentari pagi
Sisingkan lengan rapatkan barisan
teruskan perjuangan pahlawan kemerdekaan
perang melawan kebodohan
perang melawan kemiskinan
perang melawan narkotika
bersatu kita teguh
bercerai kita runtuh
rawe rawe rantas
malang malang putung
janagn pernah padamkan
semangat juang 45
jangan kaku nodai wahai anak bangsa
kemerdekaan indonesia
kau bisa berjuang
dengan segudang prestasi
kau bisa berjuang dalam segala bidang
melawan kebodohan,kemiskinan,dan jauhi narkotika
semangat juang 45
jangan pernah mati walau diujung usia
api semangat jiwa
nyalakanlah jangan biarkan padam
berkibarlah merah putihku
diseluruh persada nusantara
wahai generasi penerus bangsa
jangan pernah letih dan menyerah
mencintai bumi pertiwi
tanah tumpah darah yang suci
merekah tiada terbantah
seiring semanat jiwa yang terpatri
bagai terbitnya sang mentari pagi
Sisingkan lengan rapatkan barisan
teruskan perjuangan pahlawan kemerdekaan
perang melawan kebodohan
perang melawan kemiskinan
perang melawan narkotika
bersatu kita teguh
bercerai kita runtuh
rawe rawe rantas
malang malang putung
janagn pernah padamkan
semangat juang 45
jangan kaku nodai wahai anak bangsa
kemerdekaan indonesia
kau bisa berjuang
dengan segudang prestasi
kau bisa berjuang dalam segala bidang
melawan kebodohan,kemiskinan,dan jauhi narkotika
semangat juang 45
jangan pernah mati walau diujung usia
api semangat jiwa
nyalakanlah jangan biarkan padam
berkibarlah merah putihku
diseluruh persada nusantara
wahai generasi penerus bangsa
jangan pernah letih dan menyerah
mencintai bumi pertiwi
tanah tumpah darah yang suci
29 Juli 2009
BERPACU DENGAN WAKTU
berhimpit dan berpacu dgn waktu
mengejar asa dgn segenap jiwa raga
walau terkedang letih mendera
tapi harus bangkit dan pantang menyerah pada keadaan...
akankah nyali ini sepanjang perjalanan
yg kutempuhi dlm kesendirianku
mengejar asa dgn segenap jiwa raga
walau terkedang letih mendera
tapi harus bangkit dan pantang menyerah pada keadaan...
akankah nyali ini sepanjang perjalanan
yg kutempuhi dlm kesendirianku
MATI
Tubuhku terbujur kaku |
pucat,kaku dan bisu |
Nyawaku tlah lepas dari ragaku |
terbang melayang |
memenuhi panggilan Ilahi |
tubuhku di balut kafan putih |
ada isak tangis orang-orang |
yang menyayangi dan mencintaiku |
mereka mengantar jasadku |
ke alam kubur yang dijanjikan Alloh SWT |
kini saatnya jasadku |
dimasukkan liang lahat |
dosa dan ibadahku |
semasa hidupku |
yang akan menemaniku |
dalam kegelapan alam barzah |
aku menunggu malaikat datang |
ada sejuta kecemasan diriku |
antara syurga dan neraka |
dera siksa menjawab pertanyaan. |
IBU
Seputih awan dilangit |
sesejuk embun pagi |
selembut sutra |
setinggi langit biru |
sedalam samudra |
seluas lautan |
begitulah kasihmu ibu |
kepada diriku |
aku anakmu |
tak bisa membalasmu |
smua yang kau berikan padaku |
Ibu… |
kasihmu sepanjang masa |
tulus pengorbananmu |
hingga akhir hayatmu |
aku cinta padamu |
aku sayang padamu |
aku ingin bahagiakanmu Ibu |
Terima kasih ibu… |
ada dan tiada dirimu |
kau selalu dalam hatiku |
PERJALANAN
ketika malam merenda kesunyian
sang rembulan menyapa bintang-bintang
menyayikan syair syahdu
yang meredam kesepian
diujung malam yang temaram...
merajut kisah yang tak terbatas oleh keadaan
menyusuri lorong waktu yang kian bergulir
tuk menggapai asa yang tertunda...
asa yang tak lekang dimakan waktu...
terus melangkahkan kaki seiring degup jantung...
selama raga menyatu dalam jiwa tak usai harap menggenggam dunia........
kala butiran peluh menetes di pipi..
kedua tangan ini mengusap sambil bergumam dalam hati...
ku tak kan menghentikan langkahku
sampai aku menggenggam asaku...
aku lari menyusuri setapak kehidupan..
hampir tak berujung...
aku tak peduli aku terus berlari dan berlari...
mengejar mimpi yag tak terbeli...
merangkai mimpi jadi kenyataan...
semangatku terus terpatri dijiwaku hingga di batas akhir...
Rinduku yang kandas
Terkikis sudah rasanya |
semua rindu yang kupendam dalam dada |
kini pudar dan usang dimakan waktu |
semua tentangmu pun bagai lenyap ditiup angin lalu |
Untuk sebuah nama yang terukir dalam sanubari |
walau rinduku tlah kandas kini |
walau rasa dalam dada itu pelan pelan pergi |
tapi aku tak kuasa menahan beban di hati |
Rindu yang tak kunjung terobati |
kini pelan pelan mati bersama rasa yang terpatri |
terkubur bersama mimpi |
Hilang sejuta asa hidup ini |
Aku kehilanganmu |
aku tak dapat merasakan kasihmu |
aku tak lagi mendengar suaramu yang sejuk |
aku tak mungkin lagi merasakan hangatnya kau peluk. |
cerita cinta
tenggelam dalam cerita cinta | ||
larut dalam senandung rindu | ||
seindah bias cakrawala senja | ||
semerdu kicau burung di pagi hari | ||
cinta ini makin bersemi | ||
makin hari makin berkembang | ||
aku selalu menati | ||
saat untuk bertemu dirimu sayang |
SUARA JIWA
kegamangan jiwa yang terpatri
diantara reruntuhan kalbu dan nurani
meniti jembatan kehidupan yang hakiki
tak urung niatan tulus dalam hatiserpihan waktu yang menghujam jiwa
meluluh lantahkan kegetiran rasa di dada
meratap harap cemas di penghujung senja
menabur benih diladang asa yang tertundaTenggelamkan diri dalam senyap bahagia
Merangkul sunyi menelan kesepian di ujung waktu
Demi masa yang telah berlalu tiada batas
Keheningan hilangkan diri dari kesenyapan
Bergaung kegelisahan dan keresahan
Yang mengendap di dasar hati
Kini telah pergi seiring hadirmu
memberi warna indah hidupku
BOCAH MALANG
Sejenak langkah kaki terhenti |
senja temaram menyapa mentari |
pertanda siang beranjak pergi |
malam pun datang menghampiri |
bocah kecil tak berbaju itu |
meraung menangis pilu |
perutnya yang kosong dan perih |
mengiba mengentuk nurani lirih |
bocah kecil tak punya ayah dan ibu |
sebatang kara mengais hidupnya yang sendu |
sendiri meratapi nasibnya yang kurang beruntung |
bagai kapal tak bernahkoda terapung |
bocah kecil yang malang |
tak kenal lelah menantang |
segala rintang diterjang |
mengejar asa yang membentang |
LORONG WAKTU
Lorong waktu menghantar maut |
alam tak lagi mau terpaut |
petir kematian mulai menyambar |
permadani kematian terhampar |
Jendela jiwa terhenti terbuka |
Makna nurani tak lagi berkata |
Alam tak lagi bersahaja |
karna manusia menutup mata |
alam menangis mausia tertawa |
alam merintih manusia menutup telinga |
tapi jangan salahkan alam |
bukan alam yang kejam |
hati manusia tertutup kabut |
mata manusia tertutup |
ILALANG
Ilalang…. |
aku datang tuk mengadu |
segala keluh kisahku |
tapi sayang kau hanya mampu membisu |
yang kutahu kau hanya bergoyang |
Ilalang… |
aku rindu ketenangan… |
aku haus kedamaian… |
Ilalang… |
hanya kau yang mau mendengarku |
walau kau tak mampu menjawabku |
Ilalang… |
haruskan aku terus menangis |
haruskah aku terus meratapi |
kehancuran hatiku |
Ilalang… |
tolonglah aku |
lepaskanku dari jerat penyesalan |
SATU PAKET
Sedih dan bahagia |
menangis dan tertawa |
adalah satu paket yang tak bisa terpisah |
Bisa datang dan pergi silih berganti |
bahkan bisa datang dan pergi bersamaan |
Mata menangis mulut tertawa |
sgala rasa berkecamuk dalam jiwa |
jiwa menyatu dalam raga |
mengabdi sepanjang umur kita dalam kisah hidup |
satu episode saja |
andai aku bisa mengatur |
kapan aku tertawa bahagia |
maka aku tak ingin menangis sedih |
andai aku bisa mengatur |
menangis bahagia |
maka ku tak ingin menangis sedih. |
DESEMBER KELABU
26 Desember 2004 |
Minggu kelabu, |
Sumut dan Aceh Luluh Lantak |
Bila Sang Khalik berkehendak |
semu datang tak kan bisa terelak |
Manusiapun tak mampu menolak |
Tragedi Desember kelabu |
acehku menangis sendu |
sumutku merintih pilu |
Duka aceh duka bangsaku |
Duka sumut duka negriku |
Duniapun turut berkabung pilu |
Gempa dahsyat guncang asia |
Tsunami yang dahsyat gulung smua yang ada |
dahsyatnya tak bisa terucap dengan kata |
tak terukir dalamnya duka |
tak terlukis pedihnya luka |
tak terbayang sgala nestapa |
Ribuan Istri kehilangan suami tercinta |
Ribuan Ibu kehilangan buah hatinya |
ribuan orang kehilangan orang terkasihnya |
ribuan anak terpisa dari ayah ibunya |
ribuan suami kehilangan anak istrinya |
kemana mereka harus mencarinya |
kepada siapa mereka bertanya |
sampai kapan berakhir semua derita |
sampai kapan kepedihan ini sirna |
Hanya Tuhan yang tahu segalanya |
hujan air mata,jeritan hati yang luka |
ceceran darah jiwa yang meronta |
rintihan jiwa yang lara |
tercekam dalam traoma |
perih dan pedih trus mendera |
berselimut derita dan nestapa |
Ratus ribuan jenazah blm dikenal |
terpaksa dibur masal |
banyak yang tidak dikafani |
sungguh menyayat hati |
apa arti rumsah mewah |
gedung megah |
semua hancur rata dengan tanah |
Kini serambi mekkah |
tak lagi indah |
suara getaran jiwa yang meronta |
Isak tangis mengusap dada |
ekspresi rintihan jiwa yang lara |
tak tertahan dalamnya rasa |
jutaan asa hanyut bersama tsunami |
ratus ribuan nyawa melayang pergi |
hancur luluh melebur mimpi |
apalah daya kehendak Ilahi |
tak usah sesali |
ikhlaskan hati jalan ke surgawi |
derajat, pangkat, |
kedudukan harta dan benda |
sua tiada artinya |
Hanya Tuhan penolong umat manusia |
hati yang gelisah |
hati yang gundah |
hati yang pasrah |
hati yang sedih |
serahkan semua pada Allah yang kuasa |
Aceh dan sumut pilihan Tuhan |
orang-orang yang di sayang Tuhan |
Jangan pernah meyalahkan Tuhan |
Jangan pernah menhardik Tuhan |
Hatku tersayat,mataku berlinang air mata |
terdengar suara isak tangis bocah kecil kehilangan ayah bunda |
dadaku terasa sesak melihat semua terluka |
tak ada yang bisa kuperbuat |
kupanjatkan doa moga Tuhan beri kekuatan ketabahan dan kemudahan |
Diantara reruntuhan puing kehancuran |
diantara sejuta kepedihan |
diantara isak tangis |
diantara hidu dan mati |
teguhkan hati dendangkan kalimat Ilahi |
jangan henti berdoa |
jangan bunuh asa di hati |
acehku menangis |
Indonesiaku berduka |
Marilah kita pikul bersama |
ringankan beban saudara kita |
sisingkan lengan langkahkan kaki |
Tanah rencong harus bangkit lagi |
tak perlu berkecil hati |
jangan menangis lagi |
hilangkan duka lara hati |
tersenyumlah aceh dan sumutku |
Bencana inilah buktinya |
Bahwa tuhan menyayangi kita |
bencana ini adalah peringatan dari Nya |
Bahwa kita harus selalu ingat padaNya |
langit Bumi beserta isinya |
adalah milik Tuhan Yang Maha Kuasa |
dan semua akan kembali padaNya jua |
Putaran roda kehidupan di kendalikan oleh Nya |
Nyalakan lentera di hati |
Dendangkan nyanyian penyejuk hati |
sambut uluran tangan kami |
yakinlah pasti kan berlalu badai ini |
Tuhan Maha adil dan bijaksana |
Menyayangi semua umatNya |
memberi ujian dan cobaan tak pandang usia |
tua muda miskin atau kaya |
Maha Besar Tuhan Semesta Alam |
Semua akan kembali pada Nya |
Manusia yang sangat terbatas |
tiada daya dan kuasa |
semua titipan Nya |
akan diambil kapan saja |
Ya Tuhanku Yang Maha Agung |
aku yakin Engkau sayang umatMu |
Yang setia dan taat pada perintahMu |
Semua adalah orang-orang pilihan Mu |
mereka yang tabah |
menang dalam ujian Mu |
semua kembali padaMu |
kini aku smakin yakin |
akan kebesaranMu,keagunganMu,kekuasaanMu |
Smoga semua umat manusia |
smakin sadar dan berhenti berbuat dosa |
insaf dan bertaubat segera |
sebelum ajal tiba |
sebelum maut datang menjemput |
Serambi Mekkah kan kembali cerah |
bumi rencongku kan kembali indah |
kembali jaya mengejar asa |
menggapai mimpi |
tersenyumlah acehku |
kan kurangkul dirimu |
dunia juga tahu bahwa kau butuh uluran tangan |
untuk memulihkan kondisimu |
Ya Alloh berikan kekuatan |
Puisi ini berjmlah 26 bait sesuai tgl kejadian |
Jakarta ,10 Januari 2004 |
By : Ime at 11.00 |
AKU DAN DERITA
aku karib dengan derita |
aku karib dengan nestapa |
aku selalu berselimut duka |
berpayungkan luka |
andai mataku bisa menangis darah |
mungkin itulah tangisan yang terparah |
kan ku ukir di batu sejarah |
kubiarkan langkah kakiku terayun tanpa arah |
senja temaram |
kini siang bergulir berganti malam |
hatiku yang tlah padam |
mata ini tak bisa juga ku pejam |
aku mengerang ,menjerit sakit |
aku merebah mencium tanah di atas bukit |
aku pandangi kaki langit |
tak jua ku toreh mimpi yang terkait |
KOBARAN ASA
hidup yang berliku di ruang waktu |
bagai metamorfosis yang kian berlalu |
jika usia di makan waktu |
sisa hidup jangan biarkan membeku |
hidup yang penuh fatamorgana |
tak usah silau dengan kemilau yang fana |
bekali jiwa dengan keteguhan iman didada |
tak usah ragu langkahkan kaki jangan terlena |
gapai asa yang telah lepas dari genggaman |
singsingkan lengan dengan kepastian |
langkahkan kaki demi masa depan |
kobaran semangat menyulut asa yang ada |
seribu langkah menerjang badai dan gelombang |
bunuh segera rasa ragu dan bimbang |
jangan sesali masa lalu yang mengambang |
kini saat nya pribadi berkembang |
WANITA TUA
Wanita tua berjuang diujung asa |
terlihat kusut keriput kulitnya |
kerut didahinya betapa berat dipundak |
terseok-seok,tertatih-tatih menyusuri setapak |
tak terlintas esok hari |
yang terpenting hari ini |
demi sesuap nasi |
membanting tulang dengan pasti |
pipinya yang keriput |
tak membuat harapannya surut |
baju usang yang melekat |
tak mebuat hati dan jiwanya pekat |
jari - jemarinya sedikit keriput |
tetap saja cekatan merajut |
benang kehidupan yang masih tersisa |
untuk memaknai sisa asa di ujung senja |
wanita tua dengan segenggam harap |
menerawang jauh badan bertiarap |
senyum kecil sambil mengusap |
butiran peluh menatap awan yang menguap |
wanita tua dengan segudang asam garam |
tak terasa letih dan lelah yang bergumam |
segala rasa menyatu di ujung temaram |
menunggu waktu memanggil mata terpejam |
Langganan:
Postingan (Atom)