03 November 2011

PUISI SANDAL JEPIT

dan aku rela terinjak
untuk kakimu

demi melindungi kakimu
dari duri dan kerikil menajam

dan aku demi kakimu
menapaki sepanjang trotoar

melindungi kakimu
dari panasnya aspal

dan aku tetap setia padamu
mengikuti langkahmu

dan aku menghantarkan perjalananmu
mampir berwudhu dan tunaikan lima waktu

dan aku adalah sandal jepitmu
setia mendampingi perjuanganmu

Cengkareng Barat, 20 Oktober 2011

02 November 2011

Mengejar Mimpi


aku lapar
aku haus
telanjang kaki
mengais sisa mimpi
aku letih
aku lelah
telajang jiwa berlari nafas tesengal
mengejar asa yang makin meninggi
aku terhujat
aku termaki
berlindung dibalik tirakat padam api
gejolak  hati membakar jiwa
menghujam rasa segala penat
esok mentari masih besinar
meski senja selalu menjemput
dan dunia tak selebar daun singkong
ketika mimpi belum terbeli
segalanya belum usai disini
gegap gempita memacu jiwa
rintihan hati terlupa
kesakitan diri dilupakan
senyum membingkai dukahari ini mimpi
esok hari mimpi
lusa kan jadi nyata

TAUBAT

lalu
ketika air mata tak lagi mengalir
dan hati membatu
membekukan urat rasa
adakah
sepenggal tanya tersisa
mengupas sesal di ujung maut
jika Tuhan hendak mencabut
segala tertinggal
raga terkubur dipusara waktu
dan semua bicara satu persatu
maka
datang lebih awal
tafakur segala jujur diri
taubat bersihkan hati
sebelum datang
masa menjemput
jiwa terpisah dari raga

akankah


Barisan mimpi yang semalam tadi
kurapatkan menghentak berhampuran pergi

menukil pagi terjemput sinaran surya
dan rintik embun mulailah menguap entah kemana
jemariku merapat untuk menggenggam
nadi ku berdetak lebih kencang membunuh muram
lenganku tersingsing dengan kepalan tangan
memulai hari mengejar sisa angan
akankan

Jika

jika segala rasa adalah perhiasan duniawi
jika kosong itu isi
dan jika isi itu kosong
.
.
.
.
maka aku setitik debu
yg bermimpi menjadi gurun
setetes air
yang bermimpi jadi lautan
jika segala rasa adalah perhiasan dunia
maka aku bukanlah sempurna
karena aku menagis
karena aku tertawa
karena ku sedih
karena ku bahagia

Sunyi


aku merunut pada kesahku
mengalir tanpa muara

berderai tanpa aliran deras
hanya sepi tanpa batas
sunyi tanpa sekat
tak mampu hentikan aliran asa
ketika rasa saling terpaut
beriak mimpi hanyut
malam tak lagi berbilang
kesunyian pekat dalam bimbang
kau tahu?
asaku dan rasaku
menyatu dalam biduk
tanpa dayung sampan tuk melaju

ASA terbawa mati

hela nafas satu satu
runtuh berguguran

di antara rimbun jiwa
puing puing asa berserak
gugur daun menguning
asa tak layu sebelum mekar
meski kerontang belum jatuhkan hujan
meski tandus diantara dahan yang meranggas
usai hari menutup mata
asa terbawa raga ke liang lahat

hati yang terpaut

hatiku terpaut hela nafas
jiwaku terpagut degup jantung

asaku terengkuh sahaja
rasaku bergelayut doa
sirna letih kata terucap
lenyap gundah sudahi perih
kelak massa menyatu rindu
patrikan rasa sepanjang usia
kelak raga berkalang tanah
rasa terbawa terkubur massa
jika hati seteguh karang
maka rasa tak kan berakhir
seperti janji mentari
pada bumi

asa dan rasa


beri rasa ruang jiwa
beri asa waktu berderai

biar saja terlilit massa
jika harap membeli cita
mimpi sirna datang nyata
mata terbua asa di tangan
buai mimpi tak lagi lena
jeda waktu sudahi hayal
aku dan waktu hanya satu
kelak indah pada waktunya

puisi lelah

lelah membuatku marah
letih menjadikanku sedih

kacau membuatku galau
susah membuatku gundah

tahukah...?
merahnya darahku
putihnya tulangku
hembusan nafasku
degup jantungku

tentang sebuah ketulusan
tentang sebuah kejujuran

hancurku karena jujur
peluhku telah luluh

hujat terus menyayat
sindir terus menyinyir

SAJAK KALENG SUSU part 2

ini adalah sajak-sajakku yang sebenarnya
ini adalah kejujuran dari sajak-sajakku

sajak pergi pagi pulang senja
demi masa depan bidari kecilku

kan kupenuhi kaleng bekas susu itu 
dengan sajak-sajakku
kelak kan indah pada waktuknya

sajakku tak mampu
berada di barisan toko buku
sajak-sajakku hanya mampu
membeli susu kaleng itu
biarlah waktu

mengemasi untaian sajakku
yang berserak diantara debu-debu

ini mampuku
ini jujurku
sajak yang tidak terbukukan
sajak ketulusan dari seorang ibu
dengan kecintaan tiada batas

sajakku adalah cinta dalam kesunyian
saat senandung kidung sunyi pekat oleh malam....

original sajak kaleng susu by Emi Suy Lbh
kenanga,cengkareng 14 Oktober 2011
kumpulan sajak kaleng susu

sajak sunyi tentang rasa

pada sebidang dada
ku rebahkan nafas yang terhela

pada degup jantung
aku dengar kesungguhan pada senandung

pada desah nafas
sunyi terpecah menyatu rasa

pada hela nafas
denyut nadi irama bebas

rasa
merona
membara
pada binar mata yang terpancar tanpa dusta

rasa yang merona pada tiap aksara
meski hening telah membingkai asa
meruntuhkan segenap gejolak jiwa

meretas tanpa batas
sajak sunyi tentang rasa

cengkareng ,18 okt 2011

indahnya cinta dan kebersamaan valen dan vaness

terharu
bahagia
juga bangga

perubahan demi perubahan
perkembangan demi perkembangan
menakjubkan
membuatku lebih bersemangat bekerja
meski pergi pagi pulang senja

vaness tumbuh menjadi gadis kecil
dia sudah bisa membantu cuci piring
cuci botol susu adiknya
dan membuatkan susu valen

ada rasa haru
kini dia tak lagi cemburu pada adiknya
karena selama ini aku melibatkan vanes untuk ikut mengurus adiknya
seperti menjaganya,mengabilkan pampers,atau celana,

bahkan lama kelamaan dia bisa buatkan susu adiknya dengan takaran sesuai yang kuajarkan

dulu dia sering menangis
cemburu takut tak disayang
karena ada adik kecil
lalu ku katakan
vaness sayang kasih mama
takkan pernah habis
bagai pohon yang besar dan rindang
dan akan berbuah terus untuk dinikmati buahnya

kasih sayang mama tidak akan habis meski
di bagi bagi untuk adik valen,untuk kakak juga untuk papa dan untuk semuanya

bahagia rasanya
vaness sudah bisa memahaminya
justru dia makin bisa berbagi kasih sayang

semalam tadi
vaness menina bobokkan valen
diusap usap kening valen
juga punggungnya perlahan
sesekali dia ambilkan air putih di botol susu

tak luput dari perhatianku
kemudian vanes tanya
apakah boleh ia buatkan susu valen

lalu kuijinkan ya
90ml saja dengan susu 3 sendok takaran

waahh pemandangan yang indah seorang kakak 8 tahun memberikan kasih sayang pada adiknya yang berumur 1 tahun

kemudian perlahan adiknya mulai lelap

wahhh bangga nya vaness sudah bisa menidurkan adiknya
penuh kasih sayang
dan kelembutan
sang kakak mencurahkan kasih tulus

kemudian tak lama
vaness pun terlelap
kunikmati wajah kedua putriku yang cantik dan ayu
ku eja wajah kedua putriku yang membuatku bahagia
karena memiliki mereka aku merasa sangat kaya
sangat bahagia
meski hidup dengan segala kesederhanaan
jauh dari kemewahan

anak anakku terbanglah tinggi
genggamlah kojara
sonsonglah cakrawala
semoga kelak gemilang kau genggami

mama love you full vaness and valen

original kenanga , cengkareng,21 okt 2011

SAJAK ASINAN BETAWI

Terik  memanggang  siang
Terlihat  warga  berlalu lalang
Mengurai kesah
Ayunkan langkah

Udara panas memuai
Membuat   asinan  memikat  hati
Segar dan komplit rasanya  mak nyus  sekali
asinan  rame rasanya  mengundang  pembeli

Isinya terdiri dari aneka sayuran segar yang menyehatkan
kucuran sambal kacang, dan kerupuk mi kuning menggiurkan
 Rasanya gurih, segar dan pedas dan dijamin lidah bergoyang


Asinan perkawinan racikan kulturasi
budaya lokal Betawi dengan Cina yang serasi
Lihat saja racikannya sangat komplet
Lezatnyapun  mengalahkan omelet


Ada timun, kol, wortel, sawi asin, tauge, kol, lobak, timun, lokio, dan tahu
Disiram kuah kacang yang membuat  rasa selayang pandang
dan sedikit kucuran gula merah  membuat hati bendendang

Sebagai pelengkap kerupuk mi yang kuning menyala  indah
plus kacang goreng  yang mengoyang lidah

Untuk menyantap sajian  yang memikat
sayuran yang sudah dilayukan saling berjabat  erat

harus diaduk rata agar semua tercampur  membaur
demikian juga remasan kerupuknya yang  syur

Setelah itu barulah bisa dinikmati
lezatnya membuat lupa diri
Lupa segala  janji

Sayuran yang segar  yang membuat hati gairah
plus kerupuk yang sudah mulai lembek  terendam kuah
makin nikmat suasana makin renyah   sunyipun terpecah

Terlihat di ujung  jalan
Berjajar  pertokoan
Perempuan  sederhana
Menjajakan  makanan  khas  Jakarta
Seorang  pria  setengah baya
Menghampirnya  untuk membeli  asinan  Jakarta
Dengan kesederhanan  perempuan penjaja  asinan
Senyum yang  menghias wajah  penuh kesahajaan

Sang pria tidak hanya suka dengan rasa asinan yang ia jajakan
Rupanya  sang  pria telah jatuh hati oleh  teduhnya  senyuman
Aroma  keramahan yang ia taburkan
Menambah  nikmat rasa asinan

Gelayut  rindu makin  terasa
Tak ingin berlalu begitu saja
Asinan jumpa pertama
Senyuman itu  memikat rasa

Asinan itu telah membuat rasa  terpaut
Dua hati makin terhanyut
Tak  lagi mulut yang berkata
Tatap mata yang berbicara

Asinan Jakarta
Membuat jatuh cinta
Asinan Betawi
Membuat jatuh hati

sunyi itu aku

sunyi itu aku
hening dalam kesenyapan
hanya ada detak jarum jam
suara jangkrik
dan bunyi kodok yang bernyanyi
setelah hujan dan menggenangi sudut jalanan dan persawahan

tak ada lengkung pelangi
karena hujannya di ujung petang
desah suara bayu melambai lambaikan dedaunan
kini sunyi benar benar milikku
dan sunyi itu aku

sajak sunyi,cengkareng 25 okt 2011

sepi

sepi yang indah
bukan kesepian yang gundah

namun sepi yang tertuang
di segelas waktu yang lengang

bukan cengeng karena senyap
meski tanpa dongeng menghantar lelap

kunikmati sepi ini
untuk kuteguk
biarkan mengendap biarkan merasuk

dalam pori pori hati
dalam jiwa yang sepi
nikmati sunyi

sajak seperti pucuk-pucuk teh

seperti pucuk-pucuk teh
dihamparan dataran tinggi nan hijau
rasaku padamu menghijaukan dataran tinggi dan tebing jiwamu

seperti pucuk pucuk teh
yang setiap hari di makin dipetik makin tumbuh tunas baru
diantara pucuk pucuk dan ketiak daun teh
rasaku yang tercurah setiap hari kan selalu bersemi tunas baru
untuk selalu siap kau petik pada waktunya

dan seperti pucuk pucuk teh yang telah mengering terjemur terik
yang akan di kemas menjadi teh yang siap engkau nukmati
rasaku padamu akan ku seduh menjadi teh beraroma cinta di segelas waktumu

segelas teh manis hangat yang menemani pagimu hingga malammu
segelas teh yang menghangatkan jiwamu menyatu dalam pekatnya waktumu

seperti pucuk teh menghijaukan pelataran dataran tinggi
asri berseri mewangi menyejuki tiap hela nafasmu
seperti segelas teh hangat yang wangi menghangatkan hatimu di pagi dan malammu

seperti pucuk-pucuk teh
terbasahi rerintikan embun pagi
asri menyejuki hamparan pegunungan
rasaku padamu menyejuki hamparan pegunungan hatimu

seperti pucuk-pucuk teh yang bersemi
perpaduan warna hijau muda dan hijau tua yang indah
bak permadani di dataran tinggi terhampar sejuk terbasuh rintik embun setiap pagi

seperti itulah rasaku padamu yang selalu tumbuh bersemi
dan siap kau petik setiap waktu lalu tumbuh tunas baru
seperti pucuk-pucuk teh yang merindang
menghijaukan hamparan perbukitan

seperti itu rasaku padamu merindangi hatimu menyejuki jiwamu
 rasaku padamu seperti pucuk-pucuk teh


sajak pucuk teh,jakarta  27 oktober 2011

ABSTRAK SUNYI


dan sunyi ini masih tak terlihat
tak berbentuk
namun terasakan oleh hatimu
yang terpaut dengan sunyiku

seperti ombak yang setia pada pantai
seperti jingga setia pada senja
seperti embun setia pada pagi
dan seperti mentari yang tak ingkar janji

Senandung Kidung Sunyi

SATUKAN PUING ASA

Dan debu dari  serpihan reruntuhan jiwa
jangan kandaskan sisa asa

meski kegagalan pernah mendera
tak berarti laju hidup terhenti

esok pagi mentari kembali
tak kan lelah bakti pada semesta

dan satukan puing puing reruntuhan asa
bangun kembali dengan sisa daya

jangan terhenti cukup disini
sebab masih ada esok hari

dan puing -puing jiwamu
satukan kembali

kepalkan tanganmu
yakini doa mu
satukan puing asa yang berserak

Dia Maha Pengasih
Lagi Maha Penyayang

21 September 2011

TARIAN JIWA


tetesan peluh
basahi baju lusuh
menatap pandang jauh
menyudut sejengkal asa bersauh
luruh membungkuk raga
merebah diatas jerami renta
menusuk nusuk pori pori jiwa
terluka darah mengering tak meronta
jerit tanpa daya
menua di sudut senja
meski raga merenta
asa tak kan menua
sisa usia tetap guna
untuk semua
Jakarta,7 September 2011

TANPA BATAS


menatap birunya langitku
seperti aku menatap wajahmu
tak berbingkai
sunyiku pun tak bertangkai
engkau slalu memayungiku
ketika hujan membasahiku
engkau slalu menyejukkan siangku
kala terik membakar ragaku
disaat senjamu merona
engkau lengkungkan cakrawala indah menjingga
dan tentang senandungku
adalah sunyi disegelas waktumu
meretas tanpa batas
adalah tentang rasa tak sepintas
Jakarta, 9 September 2011

SAJAK LARUT


larutkan hati ku dalam secangkir kopi pahitmu
jadikan cintaku pemanis kopi pahit yang kau nikmati setiap pagi
aduk sajak sajak ku di segelas waktumu
agar menyatu sunyiku dengan jiwamu
ijinkan sajak ku untuk kau teguk
agar melarut dalam darahmu
menyatu dengan jiwamu
dan keberadaanku selalu membersamaimu
di semua waktumu
cengkareng,14 September 2011

SUNYI YANG TERPECAH


degup jantung itu
berpacu di kesunyianku
desah nafas itu
memecah hening di segelas waktuku
memburu biru
memacu hening yang terpicu
menyalakan bara
meronakan rasa
menjinggakan cakrawala
merengkuh jiwa
membaurkan birumu dengan putihku
melukis segala warna di atas kanvasmu
deru
buru
biru
baru
baur
dera
ketika aksara itu riuh bergemuruh dalam rasa
kenanga,15 september 2011

DETAK JANTUNG ITU


detak jantung itu semakit cepat
menghentikan kesunyian yang pekat
seirama dengan darahku yg berdesir
merambat perlahan memenuhi ruang bathinku
riuh
gaduh
gemuruh
luruh
segala rasa yang ada tercampur aduk
teracik dalam segala bumbu dengan aroma rasa yang beraneka
taman kencana,15 september 201

DESAH NAFAS ITU


desah nafas itu
menjedakan nafasku
desah nafas itu
ku nanti di sepanjang waktuku
mampu melahirkan sajak sajak yang aku kandung
dari rahim aksara jiwa yang bening berselaput mendung
desah nafas itu
menghela wajah sunyi
taman kencana, 15 september 2011

TERBANG


mengeja damai di wajahmu
yang membuncah di sela aksara sunyi ku
lantas serasa aku tak ingin berakhir
tetap kutatap tajam sorot yang berbinar
kabut
penat
sekat
pekat
ku biarkan larut di wajahmu
dan aku entah kemana
melesat ke nirwana
menggapai buana di sebiduk hatimu
menguntai jingga di mega jiwamu
aahhh aku sungguh tak merelakan
saat detik detik
berderai menitik
memisahkan abjad abjad jiwa mu yang bersauh di sunyiku

Jakarta,5 September 2011

PECAHKAN SAJA SUNYIKU


pecahkan sunyiku
jadikan serbuk
dan taburkan di segelas waktumu
aku menunggu
nafasku lari mendekap
hangat tanpa sekat
darahku berdesir memeluk
sejuk kedamaian merasuk
selalu di kesunyianku
ada aksara tentang laut birumu
Jakarta ,17 September 2011

JEJAK AKSARA


aksaraku menapaki jejak
penuh simbah memberontak
peluh dan air mata
luruh merenta merata
aksara terpasung
terbelenggu dalam gelembung
asa terpenjara
daya ku sebatas senja
ya Rabb
bebaskan aksaraku
merdekakan senandung hatiku
Jakarta,2 September 2011

JAKARTA KOTA TUA


indah kota tua
di barat jakarta
bangunan tua itu seakan bicara
penuh saksi sejarah
satu persatu terkikis pembangunan kota
jakarta kota tua
berhias ratusan sepeda ontel
pengunjung ramai riang menikmati suasana
tak sepi penjual kaki lima disana
jakarta kota tua
wisata bangunan tua peninggalan kolonial belanda
jakarta kota tua
aku ingin menikmati senja di sana
bercinta dengan sunyi di kota tua
hatiku tlah tertinggal disana
berpuisi dengan reruntuhan gedung tua
jakarta kota tua
kutemukan sajak sajak indah disana...
Esok atau lusa aku kan kembali kesana
merangkai sajak yang tertinggal di antara bangunan kosong
Jakarta, 6 Me

SAJAK KALENG SUSU


sajak sajak ku tergerus goresan sunyi
dibalik pintu dan di bawah langit langit kamar
bercerita tentang kesah yang tak jauh dari jiwa sunyi
ataupun celoteh dua putriku yang lucu dan pintar
sajak ku adalah cerita kaleng susu yang harus ada setiap waktu
bukan hanya kalengnya namun isi kaleng susu itu
hanya cerita tentang ibu dengan kecintaannya
pada buah hati dan belahan jiwa
Sajak ku bukanlah cerita
Tentang pengembaraan yang beribu kisah
atau berjuta warna dan penggalan perjalanan setapak
dan hutan rimba belantara jiwa
hanya tentang hujan di sepertiga malam
dan rintik embun yang bening menyejukkan
hanya tentang senja dengan jingga
yang membahana diantara senja
yang melembayung dimana matahari mengintip di ufuk barat
sajak sajak ku serupa dengan kaleng susu anak anakku
pergi pagi pulang senja
demi susu kaleng dan masa depan mereka
yang kudo'a kan gemilang
susu kaleng atau kaleng susu
isi atau bungkus luarnya
yang ku ceritakan adalah kaleng beserta isinya
sajak sajak ku adalah cerita kaleng susu
perempuan pemilik sunyi dalam senandung kidung hati
Jakarta, 7 juni 2011

Nyanyian Hati


bertelanjang kaki bercumbu dengan butiran pasir di bibir pantai
menanti senja yang melembayung
dengan jingganya yang mencakrawalai jiwaku
yang semakin sunyi terhimpit kesunyian
yang bergelayut di secangkir waktukku
tertegun merasai butiran rasa
yang ku racik ke dalam secangkir kopi aroma kejujuran
atas senandung jiwa ku
tentang ketulusan yang tak kan kusudahi
aku ingin sang bayu menghempas tubuhku
di tepian senja agar gemuruh jiwaku terlepas
dari rongga kepenatan
yang menyesakkan dadaku
Jakarta, 5 Juni 2011

Sunyi di pertigaan malamMU


ya Rahman ya Rahim
gemuruh hati di pagi hingga senja berkecamuk menghujam jiwaku
bagai kabut yang menggumpal menyelimuti jiwa sunyiku
entahlah..risau yang pekat diam diam menyelinap di senandung hatiku yang mulai surau
semua kupasrahkan padaMu ya Rabb lindungilah hamba dgn nurMu dari gunjingan mereka saat hamba berpuasa
derap langkah kaki yg merekah tiada terbantah adalah sajakku tentang seorang ibu dengan kaleng susu untuk anakku
sunyi ku adalah tentang birunya langit yg berhias cakrawala jingga di kala lembayung senja
semburat rasa yang membuncah di setiap hela yang tak bisa kusudahi
kucoba untuk tidak menitikkan hujan dikedua pelupuk mataku untuk ketegaran menjalani kesah ini
kuatkanlah hati dan pikiran hamba untuk menjalani sepanjang pagi hingga petangku untuk kaleng susu anak anakku
sajakku tak lebih dari sunyi tentang kedamaian jiwa yg kucari hingga beranjak lelapku
aku dan sunyi tentang sajak sajak ku yang bergulir tergilas roda waktu
aku dan sang waktu hanya satu diantara rinai dan derai kisah yang menelanjangi pori pori jiwaku
Jakarta 20 Juli 2011

SEPENGGAL DOA DIPERTIGAAN MALAM

terlelap aku di kesunyianMu Ya Rabb harapkan syafaatMu setelah perbincangan perbincangan diujung Malam Mu sepertiganya
Berikanlah NurMu untuk terangi gulita hatiku dalam pekat debu yang membungkus jiwa ragaku Ya Rabbul Izati
Semua yg ada kelebihan dan kekuranganku adalah milikMu yang akan kembali padaMu kapanpun Engkau akan mengambilnya dariku
Jiwa Raga ini juga milikMu Ya Rahman mohon ampunkan sebelum Engkau memisahkan nyawa dari ragaku
Allahuma Amin
Jakarta, 2 September 2011

KIDUNG SENJA


Ah senja yang kunanti mulai merona di kaki langit
sebentar lagi jingga mencakrawalai lembayung
sunyi tetaplah sunyi yang harus kujaga bertahta dalam jiwaku karenamu
sunyi bercinta dengan temaram senja
yang perlahan pergi menjemput dewi malam untuk ku
di pinggiran barat jakarta sunyiku setia pada senja yang meranum
senandung kidung senja oleh sang pemilik sunyi
Cengkareng, 25 Agustus 2011

AIR MATA SUNYI


adzan subhuh menggema di sudut pagi
diringi rintik embun yang membasahi pucuk dedaunan
masih terdengar suara jengkerik
yang memecah heningnya pagiku
merinai hujan dimataku karena langit biruku bergemuruh
seketika sang bayu bertiup kencang merontokkan dedaunan
air mata sunyi dipenghujung pagi
karena rasa yg tak sebatas aksara
dan kata yang menggema diantara senandung kidung sunyimu
darah ku berdesir,jantung berdegup kencang,
nadiku berdenyut lebih kencang memecah sunyiku
berlinang hujan karena gemuruh badai yang kau tiupkan untukku
didepanmu tlah menghampar pilihan
untuk menghentikan air mata sunyi
atau sunyi akan mati selamanya
embun menembus pori pori jiwa
yang masih tercekam dalam bisu
di ruang waktumu yang tak bercelah
sekeping hati yang hanyut di sungai jiwamu
belum berhenti di muara yang kau tuju
serpihan rasa sunyi
jangan biarkan lenyap dihempas bayu
bersama debu yang berterbangan
tiada arah dan lenyap ditelan waktu
masih ada detik detik sunyi dalam heningnya
yang kini menyepi di sudut jiwa yang temaram
langkahkan kakimu untuk meraih asanya
yang sebentar lagi redup dan mati
relakah senja?
Sanggupkah jingga?
Jika sunyi mati dalam kepedihan air mata
yang menggenangi jiwa selamanya??
Wahai pemilik sunyi
hampiri ia sebelum mati
dan tubuhnya kaku tak bernyawa
sunyimu kini diambang pekat
yang tlah terbungkus kabut hitam
jangan biarkan
hentikan sunyi dan airmatanya yang berdarah
lingkaran cincin kesejatian akan rasanya
masih membuat sunyi merasa memiliki senja yang menjingga
Jakarta 5,Agustus 2011

SAJAK MALAM


jelang malam butiran rindu bergemuruh
tumpah ruah di pelataran jiwa
angin malam perlahan dingin
menerobos rimbun dedaunan
gurat senja masih membekas
di sudut ruang sunyi yang temaram
sayup kidung hati
terlantun tanpa nada dan irama
lirih gumam hati
tentang rasa yang membiru
disudut kamar
sajak sajak ku tergerai diatas lembaran jiwa
ketika kesunyian makin pekat
oleh jarum jam dinding yang berdetak memecah hening
Jakarta ,1 September 2011

PUISI PUISI : Senandung Kidung Sunyi

1.SENANDUNG SUNYI

larik larik
aksara bermanik
cantik
menghangatkan hati yang terusik

indah
diantara gudah
merebah
dihamparan permadani jiwa yang kau gelarkan
luluh
runtuh
lusuh
kegelisahanku berguguran laksana dedaunan kering terhempas bayu

adalah makna rasa
tercipta karena karsa
adalah jiwa
yang merindui kesahajaan yang hakiki
damai dalam kesunyian tak mencekam

Jakarta, 5 september 2011

2. SAJAK MALAM

jelang malam butiran rindu bergemuruh
tumpah ruah di pelataran jiwa
angin malam perlahan dingin
menerobos rimbun dedaunan

gurat senja masih membekas
di sudut ruang sunyi yang temaram
sayup kidung hati
terlantun tanpa nada dan irama
lirih gumam hati

tentang rasa yang membiru
disudut kamar
sajak sajak ku tergerai diatas lembaran jiwa
ketika kesunyian makin pekat
oleh jarum jam dinding yang berdetak memecah hening

Jakarta ,1 September 2011

3.AIR MATA SUNYI

adzan subhuh menggema di sudut pagi
diringi rintik embun yang membasahi pucuk dedaunan
masih terdengar suara jengkerik
yang memecah heningnya pagiku

merinai hujan dimataku karena langit biruku bergemuruh
seketika sang bayu bertiup kencang merontokkan dedaunan
air mata sunyi dipenghujung pagi
karena rasa yang tak sebatas aksara

dan kata yang menggema diantara senandung kidung sunyimu
darah ku berdesir,jantung berdegup kencang,
nadiku berdenyut lebih kencang memecah sunyiku
berlinang hujan karena gemuruh badai yang kau tiupkan untukku
didepanmu tlah menghampar pilihan

untuk menghentikan air mata sunyi
atau sunyi akan mati selamanya
embun menembus pori pori jiwa
yang masih tercekam dalam bisu

di ruang waktumu yang tak bercelah
sekeping hati yang hanyut di sungai jiwamu
belum berhenti di muara yang kau tuju
serpihan rasa sunyi

jangan biarkan lenyap dihempas bayu
bersama debu yang berterbangan
tiada arah dan lenyap ditelan waktu
masih ada detik detik sunyi dalam heningnya

yang kini menyepi di sudut jiwa yang temaram
langkahkan kakimu untuk meraih asanya
yang sebentar lagi redup dan mati
relakah senja?
Sanggupkah jingga?

Jika sunyi mati dalam kepedihan air mata
yang menggenangi jiwa selamanya??
Wahai pemilik sunyi
hampiri ia sebelum mati

dan tubuhnya kaku tak bernyawa
sunyimu kini diambang pekat
yang tlah terbungkus kabut hitam
jangan biarkan

hentikan sunyi dan airmatanya yang berdarah
lingkaran cincin kesejatian akan rasanya
masih membuat sunyi merasa memiliki senja yang menjingga

Jakarta 5,Agustus 2011

4.KIDUNG SENJA

Ah senja yang kunanti mulai merona di kaki langit
sebentar lagi jingga mencakrawalai lembayung

sunyi tetaplah sunyi yang harus kujaga bertahta dalam jiwaku karenamu
sunyi bercinta dengan temaram senja
yang perlahan pergi menjemput dewi malam untuk ku

di pinggiran barat jakarta sunyiku setia pada senja yang meranum
senandung kidung senja oleh sang pemilik sunyi

Cengkareng, 25 Agustus 2011

5.SEPENGGAL DOA DIPERTIGAAN MALAM

terlelap aku di kesunyianMu Ya Rabb harapkan syafaatMu
setelah perbincangan perbincangan diujung Malam Mu sepertiganya

Berikanlah NurMu untuk terangi gulita hatiku dalam pekat
debu yang membungkus jiwa ragaku Ya Rabbul Izati
Semua yg ada kelebihan dan kekuranganku adalah milikMu
yang akan kembali padaMu
kapanpun Engkau akan mengambilnya dariku
Jiwa Raga ini juga milikMu
Ya Rahman mohon ampunkan
sebelum Engkau memisahkan nyawa dari ragaku
Allahuma Amin

Jakarta, 2 September 2011

6.Sunyi di pertigaan malamMU

ya Rahman ya Rahim
gemuruh hati di pagi hingga senja
berkecamuk menghujam jiwaku
bagai kabut yang menggumpal menyelimuti jiwa sunyiku
entahlah..
risau yang pekat diam diam menyelinap
di senandung hatiku yang mulai surau
semua kupasrahkan padaMu ya Rabb
lindungilah hamba dgn nurMu dari gunjingan mereka saat hamba berpuasa
derap langkah kaki yg merekah
tiada terbantah adalah sajakku tentang seorang ibu dengan kaleng susu untuk anakku
sunyi ku adalah tentang birunya langit yg berhias cakrawala jingga di kala lembayung senja
semburat rasa yang membuncah di setiap hela yang tak bisa kusudahi
kucoba untuk tidak menitikkan hujan dikedua pelupuk mataku untuk ketegaran menjalani kesah ini
kuatkanlah hati dan pikiran hamba untuk menjalani sepanjang pagi hingga petangku untuk kaleng susu anak anakku
sajakku tak lebih dari sunyi tentang kedamaian jiwa yg kucari hingga beranjak lelapku
aku dan sunyi tentang sajak sajak ku yang bergulir tergilas roda waktu
aku dan sang waktu hanya satu diantara rinai dan derai kisah yang menelanjangi pori pori jiwaku
Jakarta 20 Juli 2011
7.Nyanyian Hati
bertelanjang kaki bercumbu dengan butiran pasir di bibir pantai
menanti senja yang melembayung
dengan jingganya yang mencakrawalai jiwaku
yang semakin sunyi terhimpit kesunyian
yang bergelayut di secangkir waktukku
tertegun merasai butiran rasa
yang ku racik ke dalam secangkir kopi aroma kejujuran
atas senandung jiwa ku
tentang ketulusan yang tak kan kusudahi
aku ingin sang bayu menghempas tubuhku
di tepian senja agar gemuruh jiwaku terlepas
dari rongga kepenatan
yang menyesakkan dadaku
Jakarta, 5 Juni 2011
8.SAJAK KALENG SUSU
sajak sajak ku tergerus goresan sunyi
dibalik pintu dan di bawah langit langit kamar
bercerita tentang kesah yang tak jauh dari jiwa sunyi
ataupun celoteh dua putriku yang lucu dan pintar
sajak ku adalah cerita kaleng susu yang harus ada setiap waktu
bukan hanya kalengnya namun isi kaleng susu itu
hanya cerita tentang ibu dengan kecintaannya
pada buah hati dan belahan jiwa
Sajak ku bukanlah cerita
Tentang pengembaraan yang beribu kisah
atau berjuta warna dan penggalan perjalanan setapak
dan hutan rimba belantara jiwa
hanya tentang hujan di sepertiga malam
dan rintik embun yang bening menyejukkan
hanya tentang senja dengan jingga
yang membahana diantara senja
yang melembayung dimana matahari mengintip di ufuk barat
sajak sajak ku serupa dengan kaleng susu anak anakku
pergi pagi pulang senja
demi susu kaleng dan masa depan mereka
yang kudo'a kan gemilang
susu kaleng atau kaleng susu
isi atau bungkus luarnya
yang ku ceritakan adalah kaleng beserta isinya
sajak sajak ku adalah cerita kaleng susu
perempuan pemilik sunyi dalam senandung kidung hati
Jakarta, 7 juni 2011
9.JAKARTA KOTA TUA
indah kota tua
di barat jakarta
bangunan tua itu seakan bicara
penuh saksi sejarah
satu persatu terkikis pembangunan kota
jakarta kota tua
berhias ratusan sepeda ontel
pengunjung ramai riang menikmati suasana
tak sepi penjual kaki lima disana
jakarta kota tua
wisata bangunan tua peninggalan kolonial belanda
jakarta kota tua
aku ingin menikmati senja di sana
bercinta dengan sunyi di kota tua
hatiku tlah tertinggal disana
berpuisi dengan reruntuhan gedung tua
jakarta kota tua
kutemukan sajak sajak indah disana...
Esok atau lusa aku kan kembali kesana
merangkai sajak yang tertinggal di antara bangunan kosong
Jakarta, 6 Mei 2011
10.JEJAK AKSARA
aksaraku menapaki jejak
penuh simbah memberontak
peluh dan air mata
luruh merenta merata
aksara terpasung
terbelenggu dalam gelembung
asa terpenjara
daya ku sebatas senja
ya Rabb
bebaskan aksaraku
merdekakan senandung hatiku
Jakarta,2 September 2011
11.PECAHKAN SAJA SUNYIKU
pecahkan sunyiku
jadikan serbuk
dan taburkan di segelas waktumu
aku menunggu
nafasku lari mendekap
hangat tanpa sekat
darahku berdesir memeluk
sejuk kedamaian merasuk
selalu di kesunyianku
ada aksara tentang laut birumu
Jakarta ,17 September 2011
12.TERBANG
mengeja damai di wajahmu
yang membuncah di sela aksara sunyi ku
lantas serasa aku tak ingin berakhir
tetap kutatap tajam sorot yang berbinar
kabut
penat
sekat
pekat
ku biarkan larut di wajahmu
dan aku entah kemana
melesat ke nirwana
menggapai buana di sebiduk hatimu
menguntai jingga di mega jiwamu
aahhh aku sungguh tak merelakan
saat detik detik
berderai menitik
memisahkan abjad abjad jiwa mu yang bersauh di sunyiku
Jakarta,5 September 2011
13.DESAH NAFAS ITU
desah nafas itu
menjedakan nafasku
desah nafas itu
ku nanti di sepanjang waktuku
mampu melahirkan sajak sajak yang aku kandung
dari rahim aksara jiwa yang bening berselaput mendung
desah nafas itu
menghela wajah sunyi
taman kencana, 15 september 2011
14.DETAK JANTUNG ITU
detak jantung itu semakit cepat
menghentikan kesunyian yang pekat
seirama dengan darahku yg berdesir
merambat perlahan memenuhi ruang bathinku
riuh
gaduh
gemuruh
luruh
segala rasa yang ada tercampur aduk
teracik dalam segala bumbu dengan aroma rasa yang beraneka
taman kencana,15 september 2011
15.SUNYI YANG TERPECAH
degup jantung itu
berpacu di kesunyianku
desah nafas itu
memecah hening di segelas waktuku
memburu biru
memacu hening yang terpicu
menyalakan bara
meronakan rasa
menjinggakan cakrawala
merengkuh jiwa
membaurkan birumu dengan putihku
melukis segala warna di atas kanvasmu
deru
buru
biru
baru
baur
dera
ketika aksara itu riuh bergemuruh dalam rasa
kenanga,15 september 2011
16.SAJAK LARUT
larutkan hati ku dalam secangkir kopi pahitmu
jadikan cintaku pemanis kopi pahit yang kau nikmati setiap pagi
aduk sajak sajak ku di segelas waktumu
agar menyatu sunyiku dengan jiwamu
ijinkan sajak ku untuk kau teguk
agar melarut dalam darahmu
menyatu dengan jiwamu
dan keberadaanku selalu membersamaimu
di semua waktumu
cengkareng,14 September 2011
17.TANPA BATAS
menatap birunya langitku
seperti aku menatap wajahmu
tak berbingkai
sunyiku pun tak bertangkai
engkau slalu memayungiku
ketika hujan membasahiku
engkau slalu menyejukkan siangku
kala terik membakar ragaku
disaat senjamu merona
engkau lengkungkan cakrawala indah menjingga
dan tentang senandungku
adalah sunyi disegelas waktumu
meretas tanpa batas
adalah tentang rasa tak sepintas
Jakarta, 9 September 2011
18.TARIAN JIWA
tetesan peluh
basahi baju lusuh
menatap pandang jauh
menyudut sejengkal asa bersauh
luruh membungkuk raga
merebah diatas jerami renta
menusuk nusuk pori pori jiwa
terluka darah mengering tak meronta
jerit tanpa daya
menua di sudut senja
meski raga merenta
asa tak kan menua
sisa usia tetap guna
untuk semua
Jakarta,7 September 2011