30 Juli 2023

Valencia Journey

Blog ini akan menceritakan perjalanan Valencia ke tempat-tempat instragramable yang ramai dikunjungi masyarakat. 

21 Desember 2019

Malam Puisi

ini malam paling puisi
membuka pintu rumah yang lama tak berpenghuni
di sana hanya ada sunyi berderit-derit
tembok, langit-langit, pintu dan jendela
semua terbuat dari puisi
menyambangi rumah ini
serasa ingin tinggal membangun kembali
segala yang menjadi kenangan

2019

07 Januari 2014

PUISI-PUISI SUNYI

1. KETIKA  RASA  ADALAH  KESETIAAN

ketika kutuliskan resah di atas  lembaran kisah
lantas aku pergi memejamkan mata
ya...
agar gundah tak lagi mencipta awan hitam
bukan kesalahan jarak ataupun kejamnya waktu

keselarasan rasa ini terletak
pada hatiku dan hatimu
menjadikan seluas samudra itulah hakikat

pada terik yang memanggang siang
atau pada hujan yang menari di altar sunyi

ini sebuah lingkaran pertalian
yang menjadi benang pengikat

serupa kesetiaan  jingga kepada senjanya
kesetiaan embun kepada paginya

ketulusan purnama kepada malamnya
ketulusan terik kepada siangnya
dan  ketulusan gelap kepada malamnya

Jakarta, Pebruari 2013


2.SENJA ke SEMBILAN

ini senja kali ke sembilan
saat jingga belum kembali berlayar
mengarungi waktu,
ombak menepi
itu janjinya pasti kepada pantai
membelai saat pasang naik atau surut
sudah barang tentu
hanya saja angin belum sempat
mengirim kabar
'ku tatap saja langit biru di sana
sama seperti ketika mengeja wajahmu
samudera hati ini terlalu luas
tanpa batas
seperti lautan biru yang selalu teduh
bersamamu
senyum mentari dan rembulan
menemanimu

Jakarta, Pebruari 2013


3.DALAM  DIAM  TERPEJAM

langit-langit kamar melihatku
terpejam dalam diam
sedangkan daun pintu
menyanyikan senandung rindu
dengan deritnya
dinding tembok bercat putih
sedikit menertawakanku

caraku paling unik menjumpaimu
dalam diam dan terpejam
jarum jam engan bercerita tentang
kisah kita yang tak pernah usang
dan aku masih dengan rasaku
dalam lingkaran waktu tanpa jeda
kelak kaupun akan mengerti
dengan janjiku

Jakarta, Pebruari 2013


4.TENTANG SEBUAH HARAPAN

siang ini aku menemukan terik
di atas kepalaku
memanggang genangan rindu
di telaga ingatan
lalu engkau diam
dari kejauhan menatap teduh dengan lautmu
ketika langit masih biru
harapan tentang jingga masih ada

Jakarta, Pebruari 2013


5.ADA PUISI dalam PUISI

aku sedang membaca puisi
aku ingin,
dan aku ingin membacakannya lirih
di telingamu,
lalu mendengar degup jantungmu; lagi.

AKU INGIN

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sapardi Djoko Damono ~ 1989
Jakarta,  Pebruari 2013


6.MENEMUIMU

aku tak bisa sembunyi dalam sunyi
melipat angan yang tergenang
di telaga ingatan,
sering kulakukan terpejam
hanya untuk menemuimu

Jakarta,  Pebruari 2013


7.CATATAN  BIRU

kembali; menemuimu di perbatasan sunyi
ketika hening di antara hujan Pebruari yang resah,
menunduk terdiam
membunuh rasa yang kian berhimpit dengan waktu,
buku harian ini
akan penuh oleh catatan biru sayang

Jakarta,  Pebruari 2013


8.CARAKU

bersunyi itu bukan kesepian,
namun caraku bertemu denganmu,
adamu hanya bisa kurasakan
saat aku terpejam dalam diam,
ini caraku yang sederhana mengurai rasa,
setiap detik, seluruh nafas ini,
udara yang memenuhi ruang dadaku,
adalah rasa tanpa batas


Jakarta,  Pebruari 2013


9.BERTEMU DENGANMU

Ya, aku bertemu denganmu,
semalam
tadi saat mataku terpejam
kau tak bicara apapun
hanya tersenyum
dan menatap mataku dengan teduh
pesan di matamu telah sampai
kubaca dan kueja dalam gelap

Jakarta,  Pebruari 2013

10. MENGEJAR ASA

Riuh aroma gaduh dalam pikir,
bergemuruh segala ingin menjadi angan,
itu asa yang tak ‘kan sia-sia,
jika langkah kian rekah,
cita tak ‘kan terbantah,
akan ada terang di balik gelap,
buang patah arang ganti menjadi harap,
akan ada cemerlang di balik gemintang,
jalan masih terbentang...

11.ADAMU

Pejamkan mata
bersunyi
menemuimu
di perbatasan hening
antara ada namun tiada
antara tiada namun ada
kau pasti mengerti
alasanku menepi
menikmati senyap
indahnya adamu kurasakan
ini caraku sederhana
menemuimu kapan saja

Jakarta,  Pebruari 2013


12.SEPARUH JIWA

Jejak langkahmu tertahan
di balik jendela
tampias rasa membekas
di kaca jiwa
jarak ataupun waktu bukanlah dinding
akan ada muara hati di lautan teduh
melarungkan s'gala asa dan rasa saling terpaut
ini tak lagi mimpi yang karam dan tenggelam
ketika masa tak sanggup mencabik kenang
genangan ingatan tak 'kan mengering
menjadi karsa atas rasa jiwa sejati
sebab aku masih dengan separuh dirimu
‘kan kujaga seumur hidupku

Jakarta,  Pebruari 2013




13.ANGIN

angin...
kabarkan padaku tentangnya.
tentang senja yang telah lama menanti
jingga berpendar,
sebab hujan telah merenggutnya
sebab awan hitam bertahta di kaki langit.

angin...
katakan padaku dia baik-baik saja.
bernaung di bawah lindungan dan cintaNya
yang maha luas.

angin...
masih 'ku nanti biru langitku
usai hujan reda.
bawalah kepadaku.
jangan tunda terlalu lama.
sebab hujan bulan ini
telah merendam luka-luka.

Jakarta,  Pebruari 2013


14.BAHAGIA

Bahagia ini masih ada;
bersamaku ada kau pelengkapnya;
semakin indah;
bagian dari hela nafas rasaku; kita

Jakarta,  Pebruari 2013


15.HATIKU TERJAGA

pada jarum jam dinding
yang tak pernah lelap
aku bercerita tentang jingga
yang pendarnya milik senja
tentang embun yang
sejuknya milik pagi
tentang terik yang
setianya milik siang
tentang gelap yang
tulusnya untuk malam
aku, kau adalah
kita berada di antaranya
karena hatiku terjaga
untuk kita hari ini,
esok dan selamanya
di sisa usiaku

Jakarta,  Pebruari 2013

05 Januari 2013

PUISI SUNYI (Yang termuat di Kompas.Com)

SUNYI

detak jantung itu
memburu sunyi
desah nafas itu
masih terasa
karena aku menjadi udara
di tiap tarikan dan hembusan nafasmu
saat sunyi terpecah
sesaat sebelum senja memerah
dan setelahnya jingga meronakan
sunyi dalam dekapan
membuncah segala rasa
tiada berbatas
senandung kidung sunyi

Jakarta, 28 Maret 2012

MALAM

bayu malam
menggelombangkan tirta lautan
senyum rembulan sabit
menawan hati
berhias kerlip gemintang
disana diantara gugusan gemintang
ku tengadah ke atas
mengeja binar matamu
dan wajah teduhmu
diantara sinaran redup
aku dan waktu
hanya ada satu
dirimu
lihatlah senyummu mengembang
seindah bulan sabit
Jakarta, 28 Maret 2012

LAUT  TEDUH

lautan teduh dan  tenang itu adalah dirimu
sahaja yang tak lelah menemani kala sunyi
permadani biru terbentang indah
meluncur perlahan perahu kecil itu adalah diriku
terhempas bayu membawaku pada tarian ombak
sesekali menepi membelai bibir pantai jiwamu
ranum jingga menghisai kemilau biru
di ujung senja yang perlahan temaram

Jakarta,28  Maret 2012

KETIKA

ketika langit mencurahkan hujan

aku menanti lekungan pelangi setelahnya

ketika siang telah mengelupas dan pergi

aku menanti rona jinggamu membias di ujung senja

Jakarta, 15 Maret 2012

PELANGI ITU

lengkungan pelangi itu membias di ujung siang yang beranjak senja, merona di kaki langit setelah hujan berhenti merinai, indahnya hanya mampu dinikmati dari kejauhan,

meski ku kejar sedekat mungkin tangan ini takkan mampu menggapainya,hanya kedua mata coklatku yang mampu menangkapnya dalam bayangan retinaku,

cukup untukku karena aku hanya boleh menikmati keindahan pelangi bukan untuk merengkuhnya,bukan untuk menggenggamnya,namun hanya sebatas merasakan keindahannya di mataku,

lalu setelahnya senja perlahan memudar,surya telah sembunyi dibalik bukit menjemput dewi malam untuk menyelimuti buana,pelangi indahku telah lenyap hilang tak berbekas,hanya di mataku bekas keindahan akan terabadikan dalam hati,

aku harus menunggu setelah hujan untuk bertemu dengan lekungan pelangi indah,kembali menikmati dengan binar mataku,yang entah kapan,ku kan menunggunya sampai hari di mana sunyi pecah kembali oleh lekungan pelangi

ada dan tiada,bisa atau tiada ku sentuh dengan jemari untuk kuraih pelangi itu tetap merona dalam jiwaku,mewarnai seluruh hidupku dan memberiku kekuatan di sisa usiaku,membias di seluruh raga dan jiwaku

Jakarta,7 Maret 2012

SENANDUNG KIDUNG SUNYI

aku pernah mengadu pada rinai hujan yang waktu itu bersamaan dengan hujan dimataku
mencurahkan segala kepenatan jiwaku tentang keletihanku di pertigaan malam yang begitu sunyi
yaa aku karib dengan sunyi untuk menumpahkan semua risau dan pekatnya rasa yang bergemuruh dalam hatiku

entahlah ketika aku sendiri dalam sunyi semua terasa indah hening dan aku bisa berbincang denganNya tentang keluh kesahku melalui doa

senandung kidung sunyi adalah ungkapan jiwaku yang sebenarnya tentang rasa yang yang tak berbatas
rasa yang membuatku masih tegar sampai hari ini menapaki sisa usia

senandung kidung sunyiku adalah keindahan rasaku atasMu dan atasmu kan kujaga hingga akhir hayatku
senandung kidung sunyi itu adalah aku dengan segenap jiwaku yang kian meretas tanpa batas
aku dan waktu hanya ada satu dirimu dalam rasaku

JEDA

Oleh Emi Suyanti

dan kabut mulai menipis embun mulai lenyap terserap hangatnya surya pagi,mimpi-mimpi telah usai dan berterbangan ke atas awan menggantung pada gumpalan awan putih dan akan turun bersama hujan yang entah kapan saatnya
serpihan asa yang berserak diantara butiran debu ku kais satu persatu untuk ku rangkai dengan bertetesan peluh berharap segala sesuatunya menjadi lebih baik
dan untaian debu yang ku pintal menjadi kepingan permata yang entah mampu atau tidak yang bisa atau tidak,setidaknya usaha dan doa tak henti kuramu untuk melengkapinya
karena jeda waktu ini adalah penantian dimana aku juga kan pergi selamanya menghadapNya

GURAT-GURAT LUKA

Oleh : Emi Suyanti
gurat-gurat itu menandakan kerutan atas kesakitan yang terabaikan namun ternikmati karena biasa dalam kondisi itu sebelumnya bahkan seperti telah senyawa dalam jiwa
lelah sudah pasti letih memang namun bertahan dalam situasi hidup untuk perubahan yang lebih baik itu suatu keharusan agar tidak bergerak mundur malah harus maju
tak ada jalan yang mulus tanpa terjal,tanpa badai,tanpa duri atau rintang yang lain kalaupun ada itu pengecualian karena ia memang sudah terlahir didalam segala kemudahan
untuk pijakan kaki meneruskan nafas hidup pada suatu penantian yang kekal yang nantinya hanya menikmati atau memetik semua atas apa yang ditanam

BIODATA

Emi Suyanti. Lahir di Magetan ,2 Pebruari 1979, Kini bermukim di Jakarta sebagai karyawan swasta.
Telah menerbitkan beberapa buku: Buku kumpulan puisi Tirakat Padam Api (2011) , Buku Antologi Sastra Nusantara (2011), Antologi Prosa Lirik KARMA-PALA (2012).Buku Antologi Puisi Tinta Emas 1, Buku Antologi Puisi Tinta Emas 2.
 

07 Juni 2012

GABUNGAN SAJAK-SAJAK HENING


KATAMU

Oleh  Emi Suy Lbh ·
kesedihan,
katamu,
sepasang mata yang berembun,
sepasang jejak yang basah,
selebihnya,
telah lenyap di telan senyap
Jakarta , 5  Juni 2012

INTIM


Oleh Emi Suy Lbh ·
Persahabatanmu dengan dirimu sendiri adalah kebersamaan intim
untuk mengutamakan beningnya perasaan,
yang memajukan kualitas hidupmu.
Jakarta , 5  Juni 2012

MUNGKIN

Oleh Emi Suy Lbh · Selasa
Mungkin beginilah wujud waktu sebenarnya,
seperti deru bunyi kereta,
di kejauhan — mengantar kepulangan,
dengan kepergian
Jakarta , 5  Juni 2012

HARAPAN

Oleh Emi Suy Lbh ·
dengan mencintaimu,
seolah terlihat jalan takdirku,
disana hanya ada kebahagian
yang membawaku untuk tetap hidup lebih lama,
penuh suka cita meski tak luput air mata
Jakarta , 5  Juni  2012

TUHAN,PINTAKU

Oleh Emi Suy Lbh ·
Tuhan.
KepadaMu cinta ku kembalikan,
agar tak usang didera sedih,
agar tak hilang dikikis perih
Tuhan.
Engkau pemilik kesedihan dan kebahagiaan
atas semua yang kami rasa.
Jika aku boleh meminta
berikanlah separuh kebahagiaan saja
tanpa separuh kesedihan.
Jakarta , 5  Juni  2012


MENUNGGUMU

Menunggumu mengirimi aku sepucuk puisi
dalam sepi
diantara reruntuhan ranting lapuk
sajak-sajak kaleng susu.
Jakarta , 5  Juni  2012


SEPANJANG WAKTU

saat kautempuh jalan cinta:
hatiku selalu terbentang bagai jembatan,
yang siap mengantarmu kemana saja,
sepanjang waktuku
Jakarta , 5  Juni  2012


MALAM NANTI

Malam nanti,
rasaku masih tak lelah mencari celah menyelinap;
untuk memahat mimpi di sudut damai tidurmu,
di bawah langitlangit kamar seranjang denganku
Jakarta , 5  Juni  2012


CAHAYA

saat cinta itu membentuk cahaya jingga,
lewat matamu,
sinarnya membuat jiwaku tak lagi merasa redup
Jakarta , 5  Juni  2012


PARAGRAF

Cinta seperti sebuah paragraf sebuah bacaan.
ribuan kalimat manis lalu-lalang
sebelum pada akhirnya menjadi satu cerita
yang berakhir seperti inginku
atau ingin kita.
bahagia dalam senyum diantara anak-anak kita.
Jakarta , 5  Juni  2012

LEGOWO

Dalam cinta,
selalu ada ruang bernama kesalahan,
tempat di mana kita berbahagia
karena bisa saling memaafkan

Legowo...

5 Juni 2012

MUNGKIN

Oleh  : Emi  Suyanti 

Mungkin beginilah wujud waktu sebenarnya,
seperti deru bunyi kereta,
di kejauhan — mengantar kepulangan,
dengan kepergian

Jakarta,5 Juni 2012