TANPA BATAS |
|
Merajut benang kehidupan yang hampir usang |
sudah terlanjur ku bakar jadi arang |
Bercengkrama dengan waktu yang kian berlalu |
meredam amarah diatas bongkahan batu |
|
aku berdiri di ujung kekalahan dan kehancuran |
tapi bukan berarti aku kalah oleh kemunafikan |
aku mundur selangkah demi kebenaran |
aku mengalah untuk kemenangan |
|
aku susuri lembah kekecewaan tanpa batas |
ku tuliskan perjalananku di lembaran kertas |
aku mengais puing mimpi tanpa beringas |
buang gundah hati hapus segala cemas |
|
aku berdiri di ujung waktu yang bergulir |
tak peduli peluh ini terus mengalir |
ku kan terus berjuang sampai titik nadir |
sampai tutup usia perjuanganku tiada akhir |
|
By : Emi S |
3 Mei 2009 |
at 22.18 Wib
KAPALKU |
| Kapal yang singgah di pelabuhan hatiku | tlah pergi berlayar jauh | Kini kapal itu meninggalkanku | sang pelabuhan dalam kesendirianku | kapal itu berlayar mengarungi samudera kehidupan | bersama awak kapal dan nahkodanya | Kini aku sang pelabuhan | Hancur di hempas gelombang | diporak porandakan ombak | tak ada lagi sang pelabuhan itu. |
|
| By IME 27 Juni 2007 | Jakarta.02.00 Wib |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar