27 Juli 2009

Puisiku Nyanyian Hatiku



kukalahkan smua dgn kebesaran

jiwa..ku menangkan smua dgn ketegaran...aku menang atas kesabaran...aku menang atas kesaran jiwaku...walau kenyataan nya aku kau kalahkan...akulah sang juara...karena aku mengalahkan egoku






Malam

Oh Malam kubisikan tentang hatiku yang kelam
aku mengadu kepadamu tentang kisahku yang pekam
Oh malam jiwku yang hampir tenggelam
karam di lautan samudra derita yang dalam

Oh malam selimuti aku dengan kesu nyian
taburi ragaku dengan sejuta harapan
Oh Malam peluk aku kehangatan
jangan biarkan aku direnggut kenistaan

Oh malam berikan aku senyuman
jangan biarkan aku dalam kegelapan
hapuslah gemuruh jiwaku yang kian rentan
Oh Malam jangan tinggalkan aku dalam kesendirian


Apel

Tampak apel merah menawan manis rasanya
Namun ternyata dalam busuk penuh ulat
gambaran dirimu yang aku belum tahu
sumua baru kurasa setelah kau berhianat di belakangku

kau rangkul aku dengan tangan kananmu
tapi tangan kirimu menghunus pisau
kau tusuk aku sembil k au tersenyum merayuku
kau bunuh aku dengan pisau dan mulutmu

aku terpedaya oleh manis katamu
aku tertipu oleh pembelaanmu
justru fitnahmu
menghujam tubuhku
meremuk redamkan hatiku
Ya Ilahi Robbi ampunilah mereka semua
yang mengzalimi aku


Kusangkakan Engkau Kawan

Kusangkakan kawan tak kuduga ternyata lawan
Kusangkkan nasehat berharga yang kau berikan
namun ternyata fakta kebenran kau putar balikkan
kau fitnah aku kejam sesukamu tanpa persaan

kusangkkan manis mulutmu bagai madu
ternyata empedu pahitmu meracuni aku
aku tertipu oleh lidah dan penampilanmu
aku tertipu oleh lembut tutur sapamu

kusangkkan kau jnak bagai merpati
namun ternyata kau buas bagai srigala tak berhati
kau tusuk aku dari belakang punggungku
kini aku baru tahu siapa dirimu dan isi hatimu


TANPA BATAS

Merajut benang kehidupan yang hampir usang
sudah terlanjur ku bakar jadi arang
Bercengkrama dengan waktu yang kian berlalu
meredam amarah diatas bongkahan batu

aku berdiri di ujung kekalahan dan kehancuran
tapi bukan berarti aku kalah oleh kemunafikan
aku mundur selangkah demi kebenaran
aku mengalah untuk kemenangan

aku susuri lembah kekecewaan tanpa batas
ku tuliskan perjalananku di lembaran kertas
aku mengais puing mimpi tanpa beringas
buang gundah hati hapus segala cemas

aku berdiri di ujung waktu yang bergulir
tak peduli peluh ini terus mengalir
ku kan terus berjuang sampai titik nadir
sampai tutup usia perjuanganku tiada akhir

By : Emi S
3 Mei 2009
at 22.18 Wib


KAPALKU

Kapal yang singgah di pelabuhan hatiku
tlah pergi berlayar jauh
Kini kapal itu meninggalkanku
sang pelabuhan dalam kesendirianku
kapal itu berlayar mengarungi samudera kehidupan
bersama awak kapal dan nahkodanya
Kini aku sang pelabuhan
Hancur di hempas gelombang
diporak porandakan ombak
tak ada lagi sang pelabuhan itu.


By IME 27 Juni 2007
Jakarta.02.00 Wib




Tidak ada komentar:

Posting Komentar