31 Mei 2012

kau

oleh Emi Suy Lbh pada 20 Februari 2012 pukul 6:54 
 
dalam terseok keletihanku kasihmu adalah penawarnya

dalam sakit ragaku sayangmu adalah obat mujarabnya

dalam rapuhku perkataanmu adalah bagai lilin dalam gelapku

dalam cintaku kau adalah nafas hidupku

karena kau separuh jiwaku

karena kau adalah waktu dalam segelas jiwaku

KUMPULAN SAJAK SUNYI

oleh Emi Suy Lbh 
SENANDUNG KIDUNG SUNYI

oleh : EMI SUYANTI

aku pernah mengadu pada rinai hujan yang waktu itu bersamaan dengan hujan dimataku

mencurahkan segala kepenatan jiwaku tentang keletihanku di pertigaan malam'yang begitu sunyi

yaa aku karib dengan sunyi untuk menumpahkan semua risau dan pekatnya rasa yang bergemuruh dalam hatiku

entahlah ketika aku sendiri dalam sunyi semua terasa indah hening dan aku bisa berbincang denganNya tentang keluh kesahku melalui doa

senandung kidung sunyi adalah ungkapan jiwaku yang sebenarnya tentang rasa yang yang tak berbatas

rasa yang membuatku masih tegar sampai hari ini menapaki sisa usia

senandung kidung sunyiku adalah keindahan rasaku atasMu dan atasmu kan kujaga hingga akhir hayatku

senandung kidung sunyi itu adalah aku dengan segenap jiwaku yang kian meretas tanpa batas

aku dan waktu hanya ada satu dirimu dalam rasaku


PULANG
Oleh : Emi Suy Lbh

senja saat ini begitu ranum jingganya merona sampai dasar hatiku,membias dikaki langit memetik gumpalan awan seputih kapas

sebelum usai dan pulang di balik bukit aku menikmatinya dari balik kaca jendela,ranumnya membuatku bersemangat untuk segera pulang kerumah

mendekap dua putri kecilku yang lucu dan pintar membuatku semakin gemes dan melenyapkan rasa lelah setelah bekerja

tak henti aku bersenandung riang diantara wajah kusutku dan letih yang mendera tetap semangat jalani hari

untuk masa depan anak-anakku tercinta

JEDA

Oleh Emi Suy Lbh

dan kabut mulai menipis embun mulai lenyap terserap hangatnya surya pagi,mimpi-mimpi telah usai dan berterbangan ke atas awan menggantung pada gumpalan awan putih dan akan turun bersama hujan yang entah kapan saatnya

serpihan asa yang berserak diantara butiran debu ku kais satu persatu untuk ku rangkai dengan bertetesan peluh berharap segala sesuatunya menjadi lebih baik

dan untaian debu yang ku pintal menjadi kepingan permata yang entah mampu atau tidak yang bisa atau tidak,setidaknya usaha dan doa tak henti kuramu untuk melengkapinya

karena jeda waktu ini adalah penantian dimana aku juga kan pergi selamanya menghadapNya



GURAT-GURAT LUKA
Oleh : Emi Suy Lbh

gurat-gurat itu menandakan kerutan atas kesakitan yang terabaikan namun ternikmati karena biasa dalam kondisi itu sebelumnya bahkan seperti telah senyawa dalam jiwa

lelah sudah pasti letih memang namun bertahan dalam situasi hidup untuk perubahan yang lebih baik itu suatu keharusan agar tidak bergerak mundur malah harus maju

tak ada jalan yang mulus tanpa terjal,tanpa badai,tanpa duri atau rintang yang lain kalaupun ada itu pengecualian karena ia memang sudah terlahir didalam segala kemudahan

untuk pijakan kaki meneruskan nafas hidup pada suatu penantian yang kekal yang nantinya hanya menikmati atau memetik semua atas apa yang ditanam








SENANDUNG MALAM

oleh : Emi Suy Lbh

lega rasanya dalam pelukan malam aku menikmati senyum indah rembulan dan taburan kerlip gemintang masih terasa sang bayu mengecup pelipis ku dan membisikkan kabar tentang jingga yang ranum senja tadi terburu buru sembunyi di balik bukit

sunyi ini masih hening dalam kesenyapan yang indah diantara merdunya senandung angin malam dan masih terasa aroma rasa yang kau hembuskan diantara nafasmu yang memburu senjaku

sunyi terpecah dan terkesima oleh jingga dengan gagahnya meronakan buana di kaki langit yang terhampar luas tanpa batas bersamaan dengan bergulirnya jarum jam kehidupan

selalu kunikmati kesunyian ini dengan keindahan yang terindah dengan caraku yang sederhana dengan segenap kedamaian hatiku yang sahaja

tentunya dengan keheningan senandung kidung sunyi jiwaku atas segala rasaku yang meretas tanpa batas

senandung kidung sunyi
cengkareng , 21 Pebruari 2012



HARAPKU
Oleh : Emi Suy Lbh

harapku dari cemasku yang berlebihan adalah perwujudan rasa yang tak pernah bisa dilihat oleh mata namun kekuatan rasa hanya bisa kau rasakan dengan hati saat sunyi benar telah merasuk dalam jiwamu

pada langit yang membiru ku bentangkan segala asa dan rasa ini agar terus membiasa hingga cakarawala jingga hadir menuansakan senja dengan rona binarnya mendamaikan kalbu

aku masih dengan senandungku yang hanya bisa dicerna oleh hati adalah kidung sunyi yang mendamaikan jiwamu dengan aksara yang tak sempurna ini

selebihnya aku akan tetap berdiri dan melangkah dengan kekuatan rasa yang kumiliki dan kujaga hingga akhir hayatku


SENJA

oleh Emi Suy Lbh pada 13 Februari 2012

perlahan,senja telah menguliti siang surya mulai pulang sembunyi di balik bebukitan

senja meranum memerah remah di antara sepoi bayu membelai dedaunan

tarian ilalang di ujung bukit itu menghiasi pandangan retianaku saat kutangkap bayanganmu nanar di balik rerimbunan ilalang yang mulai melayu dan menguning lunglai menyapu rerumputan

remah gemulai tarian jiwa ketika senja telah terbuai pendaran cakrawala jingga di ujung persimpangan waktu yang mulai terkikis malam

dan senja dengan segala ketenangan disisi sunyi yang membuncah diantara serpihan hati yang mensahajakan sekeping jiwa yang terkatup'oleh sisa kelukaan yang mengering oleh terik

tak ada keelokan yang lain selain binarnya pagi oleh senyuman surya yang hangat dan ranum tawa riang senja dalam pelukan jingga yang mulai temaram

aku dan sang waktu hanya ada'satu kisah yang tak pernah usai sampai mata ini terpejam selamanya.

LENTERA MALAM

Hilang dalam terang

menepis selintas galau dalam benak yang telah sesak oleh penat dan kegamangan kala hati benar-benar larut dalam rasa yang membuatku perlahan bangkit dari kerapuhan

pagi itu senyum mentari mulai mengembang di ufuk timur yang menghangatkan tulang dan pori-poriku yang sebelumnya terserang dingin yang mengigil

memang embun pagi'tadi juga telah membasuh kelukaan dan kesuraman bathin yang terlalu lama dalam keletihan

lalu embun itu perlahan menghilang,menguap ke awan meski esok dini hari kan kembali merintik

setelahnya bergegas ku kemasi mimpi - mimpi yang tertunda terbeli untuk esok ku rajut kembali menjadi untaian asa yang terkembang hari demi hari selanjutnya

sampai saat siang memanggang terik membebaskan keringat dari tubuhku untuk menetes dan mengering dengan sendirinya

lalu aku dengan kepalan tanganku dan masih melanjutkan kisah ini menyusuri lorong dan setapak mengais debu-debu dan puing-puing asaku yang berserak untuk kupunguti ku kemas dalam rangsel jiwaku

sampai akhirnya waktu mengharuskan mentari untuk pulang ke peraduannya dengan pendaran jingga di kaki langit yang menghampar dalam pelukan senja melengkapi keindahan cita rasa dalam karsaku yang sebenarnya

hingga senja dan jingga telah benar-benar hilang dari pandangan karena harus menjemput dewi malam untuk menyelimuti buana dalam gelap yang dihias senyum rembulan dan tabur gemintang

dan angin malam yang syahdu masih setia mengalunkan tembang senandung kidung sunyi untuk semua jiwa yang lelap dalam pelukan malam

kini jiwa yang damai lelap sudah hilang dalam terang nya malam yang membuncahkan gelap masih ada sejuta harap untuk esok

seandainya malam ini muram karena tak ada senyum purnama dan pijar kejora masih ada lilin dan lentera tuk menyirnakan gelap dan hilang dalam terang

senandung kidung sunyi
cengkareng, 21 Pebruari 2012

TEGAR


tarian embun pagi merintik membasahi dedaunan dan genting-genting,nyanyian burung merdu menyambut elegi pagi yang perlahan berlalu saat sang surya telah mengintip dari balik jendela langit

ahh kutarik pipi kanan dan kiriku untuk menghasilkan sebuah senyuman pagi mengawali hari,sambil kurenda asa dengan semangat,hari ini harus lebih tinggi memanjat pilar mimpi yang ku pancang di tiang jiwaku
menguliti hati dari belenggu risau yang agar terkelupaslah semua gamang yang bergelayut di pori-pori hatiku,semoga senyum ini selalu terkembang diseraut wajah sunyi

langkah demi langkah merekah semampu pijakan kakiku,dengan segenap kekuatan dayaku mulai menyusuri setapak perjalanan menembus batas waktu

yang tentunya dengan segenap rasa yang selalu terjaga karenamu sumber energi bahan bakar yang selalu menyemangati saat aku merasa didera kerapuhan
bahagia sekaligus tenang ketika mendengar kesanggupanmu membersamaiku selalu dalam suka maupun duka : I'll always Love You adalah ungkapanmu yang membuatku damai sepanjang sisa waktuku
aku tegar dan tersenyum karenamu

cengkareng, 28 pebruari 20

ketika aksara bicara


oleh Emi Suy Lbh pada 2 Maret 2012 pukul 12:40 
 
ketika aksara bicara

ketika aksara mewakili hati yang berkata, tanpa suara hanya guratan rasa tertuang dalam aksara,yang menjelma bait-bait rindu yang menggema,ketika aksara berbicara tak kan sanggup mewakili ungkapan semua suara jiwa,


ketika aksara bicara teruntai dalam indahnya kata yang terangkai dalam bait-bait syahdu,
mengalahkan merdunya senandung kidung sunyi yang mengalun dengan nada nada biru,
ketika aksara bicara pada sang waktu yang bergulir sepanjang lorong tak berujung,dahsyat mengalahkan dentuman meriam yang menghancurkan asa yang membeku,ketika aksara bicara pada karang karang di tengah lautan maka ia lebih teguh dari padanya,

gemulai malam membelai jiwa yang sunyi di hamparan semestanya hati satu persatu merakit aksara,meski tak sempurna, meski tak bersuara, meski tak sehebat pujangga,namun kuyakinkan aksaraku membawa makna padamu,ketika aksara terbaris dalam gugusan jiwa yg senyap dalam kepekatan malam,aku bicara lewat aksara nyaris tak tersisa namun tak jua habis ungkapan jiwa,

pada seutas benang kasih ku ikatkan hatiku dengan rasa yang kau titipkan,melalui askara yang terangkai dalam bait-bait rasa tanpa syarat,ketika aksara bicara dalam hening di ujung hati yang merona terbias kiasan jingga cakrawala,rajutan itu tak rentan,tak lekang oleh waktu yang berderai berganti hari,rembesan rasa jua tak kan kering oleh terik surya,

saat cakrawala jingga yang berpendar dalam jiwa,adalah goresan aksara pada hamparan kabut putih,sesejuk embun pagi yang membasahi raga,tak luput dari pelukan hangatnya surya yang kian terik,segurat makna berbicara lewat aksara,tak kan kusudahi merenda hati pada semestanya rasa,

pada sebuah cincin yang kusematkan dalam jiwamu,terbawa hingga ujung samudra dunia engkau jelajahi,sebagai  ikatan antara 2 hati yang terpatri janji setia hingga maut datang menjemput,cinta tanpa syarat hanya ada tulus berlapiskan setia,seiring ku senandungkan kidung sunyi tulus untukmu,menunggui raga sua kembali di kolong langit,dan akhir dari episode aksara berbicara adalah kesetian tanpa batas,ketulusan tanpa sekat

tak'berdaya


oleh Emi Suy Lbh pada 7 Maret 2012 pukul 11:05 
 
menghujat lelah
memaki ilusi

tak sanggup
membeli mimpi

membumbung tinggi
musnah tertelan bumi

mati dikebiri
hilang tapak kak

roda


oleh Emi Suy Lbh pada 7 Maret 2012 pukul 11:15 
 
roda zaman
menggilas waktu

saat diatas
tersungging senyum

saat tergilas
tangis tersedu

ketenaran


oleh Emi Suy Lbh pada 7 Maret 2012 pukul 12:28 
 
diam tenggelam
beriak terkuak

mengapung terhanyut
mengendap terlarut

prestasi tak kan basi
kibarkan nama abadi

selalu dikenang
sedih dan senang

melegenda dalam jiwa
upah pekerja keras

lekung pelangi itu

oleh Emi Suy Lbh pada 7 Maret 2012 pukul 12:51 ·

lengkungan pelangi itu membias di ujung siang yang beranjak senja,merona di kaki langit setelah hujan berhenti merinai,indahnya hanya mampu dinikmati dari kejauhan,

meski ku kejar sedekat mungkin tangan ini takkan mampu menggapainya,hanya kedua mata coklatku yang mampu menangkapnya dalam bayangan retinaku,

cukup untukku karena aku hanya boleh menikmati keindahan pelangi bukan untuk merengkuhnya,bukan untuk menggenggamnya,namun hanya sebatas merasakan keindahannya di mataku,

lalu setelahnya senja perlahan memudar,surya telah sembunyi dibalik bukit menjemput dewi malam untuk menyelimuti buana,pelangi indahku telah lenyap hilang tak berbekas,hanya di mataku bekas keindahan akan terabadikan dalam hati,

aku harus menunggu setelah hujan untuk bertemu dengan lekungan pelangi indah,kembali menikmati dengan binar mataku,yang entah kapan,ku kan menunggu nya sampai hari dimana sunyi pecah kembali oleh lekungan pelangi

ada dan tiada,bisa atau tiada ku sentuh dengan jemari untuk kuraih pelangi itu tetap merona dalam jiwaku,mewarnai seluruh hidupku dan memberiku kekuatan di sisa usiaku,membias di seluruh raga dan jiwaku

seperti pucuk-pucuk teh

oleh Emi Suy Lbh pada 7 Maret 2012 pukul 13:13 ·

pucuk-pucuk teh itu menghijau bagai permadani dihamparan tanah tinggi setiap hari dipetik untuk diambil pucuknya dan dijadikan teh,

seperti itu pula rasa ku yang selalu tumbuh meski setiap saat kucurahkan untukmu,setiap saat kau petik,

seperti pucuk-pucuk teh yang telah mengering menjadi teh yang siap saji untuk kau minum menemani saat lelahmu,merasuk menghangatkan jiwamu membuang segala penat bersamaan teguk demi teguk yang kau minum,

dan esok lihatlah hamparan permadani pucuk-pucuk teh itu seperti hamparan rasa ini untukmu

mutiara kebahagiaan


oleh Emi Suy Lbh pada 9 Maret 2012 pukul 11:44 ·
 
berjalan kaki menyusuri lorong waktu yang tak berujung dengan langkah tertatih dan nafas tersengal dan terengah-engah,

begitu banyak jumlah udara yang kuhela setiap saat adalah nikmatMu yang teramat membuatku merasa kaya,

kujalani roda waktu yang berputar membawa ragaku yang entah kapan berhenti dan entah dimana terhenti diatas atau dibawah tetap ku syukuri nikmat ini ya pemilik Arsy,

menjalani hari dengan segenap asa dan rasa mendulang peluh berharap jadi permata yang entah kapan saatnya,

pergi pagi pulang senja nikmati mengais debu di pusaran waktu untuk masa depan mutiara hati menggenggam asa

dan ketika diantara lelah ku lihat dua wajah putri kecilku yang berseri tersenyum ceria dan berceloteh lucu itulah kebahagiaan yang tak dapak kusetarakan dengan kemewahan apapun,

keceriaan dan kesehatan dua buah hatiku adalah kekayaan harta yang tak bisa ku audit,nikmat Allah yang sangat besar,

dan saat putri kecilku terbaring dalam sakit beberapa hari yang lalu adalah kesedihan yang mendalam bagiku yang juga sakit itu adalah ujian dari Tuhan untukku,yang harus tetap ku syukuri bahwa Tuhan masih sayang padaku dan keluargaku,

dan semua cobaan itu pada akhirnya akan usai,Allah menciptakan sakit juga menciptakan kesembuhan,menciptakan kesulitan tetapi ada kemudahan dibalik nya,bahwa Allah itu maha kaya dengan segenap kebesaranNya dan keagunganNya,lagi maha pemurah untuk semua umatNya

Terima kasih Allah atas nikmat ini,sakit ini,sehat ini dan semua yang Engkau beri sampai hari ini,

aku tersenyum bahagia atas ceria dan senyuman mutiara hatiku

syukur Alhamdulillahirabbil alamin

GABUNGAN SAJAK PENDEK

 
Oleh Emi Suy Lbh · 15 Maret 2012
dan aku hanya sebutir debu
dengan segala keterbatasan dayaku
ingin meraih pijar kejoramu

 
Oleh Emi Suy Lbh · 15 Maret 2012
 
rasaku larut dalam secangkir kopi
dan engkau meneguknya perlahan
menikmati aroma cita rasanya

 
Oleh Emi Suy Lbh · 15 Maret 2012
 
mengeja wajahmu
di langit biru
ku dapati sebongkah senyummu
terhampar di sana

 
Oleh Emi Suy Lbh · 15 Maret 2012
 
aku mendaki pegungungan hatimu
melewati mulut sungai cintamu
dan aku tak berhenti di setapak rasa yang kusus

menunggu

oleh Emi Suy Lbh pada 15 Maret 2012 pukul 10:46 ·

aku menunggu
rona jinggamu
membias di kaki langit

agar senjaku
tak lagi muram
meski perlahan temaram

 
Oleh Emi Suy Lbh · 15 Maret 2012
 
aku ingin menjadi udara
yang kau hela dalam tiap nafasmu
agar aku selalu bersamamu
karena rasaku menyatu dalam jiwamu

kusut

oleh Emi Suy Lbh pada 15 Maret 2012 pukul 10:38 ·
 
hatiku kusut
pikiranku semrawut
semua jadi carut mawut
ini karena dompetku susut
dahiku berkerut-kerut
mirip jeruk purut
aduh jadi sakit perut 

kejam

oleh Emi Suy Lbh pada 15 Maret 2012 pukul 10:32 ·

jika peritiwa madiun dan lubang buaya kejam
di masa lampau

maka korupsi adalah kejahatan terkejam dan terbesar
dimasa sekarang



rasa

oleh Emi Suy Lbh pada 15 Maret 2012 pukul 10:31 

jika lidah pengecap semua rasa
hati adalah rasa
rasa adalah hati
maka hati pengukur dan pengendali atas rasa 
 
ketika
oleh Emi Suy Lbh pada 15 Maret 2012 pukul 10:13 ·
 
ketika langit mencurahkan hujan

aku menanti lekungan pelangi setelahnya

ketika siang telah mengelupas dan pergi

aku menanti rona jinggamu membias di ujung senja
 

aku

oleh Emi Suy Lbh pada 15 Maret 2012 pukul 11:19
 
apa engkau tahu
mawar itu mampu melindungi dirinya
dengan duri duri di tangkainya
sedang aku?
aku hanya punya ketegaran
menjalani sisa waktuku
menciptakan kebahagiaan dengan rasa
meski aku tak punya sayap untuk terbang tinggi
menggapai langit biru

lelaki tua

oleh Emi Suy Lbh pada 15 Maret 2012 pukul 11:24 

lelaki tua
berusia senja
kemanapun ia pergi
besi tua selalu menemaninya
sepeda kumbang yang usianya hampir usang
lelaki senja
wajah dan hatinya selalu sahaja
ia tak pernah mengeluh
kesederhanaanya membuat ia merasa kaya
dibandingkan elit berdasi
pemerkosa hak jelata

Jakarta

oleh Emi Suy Lbh pada 15 Maret 2012 pukul 11:34 ·

Jakarta
metropolitan
sejuta mimpi
dapat dibeli
dengan recehan

Jakarta
hingar bingar
hiruk pikuk
elit politik
perang saling serang
korupsi mewabah
anak negeri pengemban

wajah pucat
perut perut belum terisi
telanjang kaki tak sekolah
yang sakit kamar kelas tiga kosong

ada yang siap digantung
ada yang bernyanyi
ada yang tersakiti
ada semua disini
di Jakarta kita

BIRUNYA LANGITKU DAN LAUTMU


oleh Emi Suy Lbh pada 28 Maret 2012 pukul 13:08 

rasaku sebiru langit memantul pada lautmu/
engkau adalah lautku/
aku adalah langitmu/
rasaku membiru diatas permukaanmu/
mana kala langitku mencurahkan hujan/
maka lautmu menadahnya/
suka duka bahagia tertumpah dilautmu/
birumu menyatu dengan biruku/
memecah sunyi/meleburkan hening/

TEDUH

Oleh Emi Suy Lbh · 28 Maret 2012
 
lautan teduh dan  tenang itu adalah dirimu
sahaja yang tak lelah menemani kala sunyi

permadani biru terbentang indah
meluncur perlahan perahu kecil itu adalah diriku

terhempas bayu membawaku pada tarian ombak
sesekali menepi membelai bibir pantai jiwamu

ranum jingga menghisai kemilau biru
di ujung senja yang perlahan temaram

AKSARA

Oleh Emi Suy Lbh · 28 Maret 2012
 
Aksaraku adalah tarian jemari
ungkapan atas jiwa dan raga
tentang rasa di antara sunyiku
bahwa  kecintaan tanpa batas
''Senandung Kidung Sunyi''

SENANDUNG MALAM

oleh Emi Suy Lbh pada 28 Maret 2012 pukul 13:16 ·

(tertulis semalam tadi ketika angin malam membelai tirta lautan yang memantulkan senyuman rembulan)

sunyi merebah di peraduan malam
di bawah lentera sang rembulan
dan gemerlap gemintang
senandung peri malam didendangkan
menebar butir-butir mimpi
merasuk dalam hati
walau mimpi tak terbeli
namun kan jadi nyata suatu saat nanti
lelaplah sunyi malam ini
dan terbangun saat terbit mentari pagi
dengan senyuman indah berseri
ku yakin hati ini tak kan terbagi
terjaga hingga akhir nanti

SUNYI

  •  
    Oleh Emi Suy Lbh · 28 Maret 2012
     
    sunyiku lebur
    seirama degup jantungmu

    heningku lenyap
    bersamaan desah nafasmu

    satu-satu membuncahkan rasa pada jiwa
    di pelukan jingga saat senja meranumkan rona

    sunyi itu kesatuan rasa
    kau jingga dan aku senja

PERTIWI

 
Oleh Emi Suy Lbh · 28 Maret 2012
 
keramahan-tamahanya bengis
menusuk kalbu kaum tak berdaya

tangan -tangan kekar mencakar
memecahkan damai pertiwi

gemah ripah loh jinawi
semoga masih terjaga di tanah pertiwi

ABU-ABU

 
Oleh Emi Suy Lbh · 28 Maret 2012
 
Langit di negeriku abu-abu
tidak putih
juga tidak biru

Mungkin menuju hitam
saat hujan air mata
rakyat menghujat

jeritan jelata
yang tak terdengar
perih teriris tragis

BBM oh BBM
melambung kian membumbung
abu abu karena mendung

Bagi jiwa-jiwa


Oleh Emi Suy Lbh · 28 Maret 2012
 
bagi jiwa-jiwa
yang menuntut merdeka

meratap bukan meratap
menangis bukan menangis

hanya untuk membeli
satu senyum saja

JALAN PANJANG


oleh Emi Suy Lbh pada 28 Maret 2012 pukul 14:49 

jalan setapak yang kita lewati masih panjang
tanpa tahu kapan dan dimana
akan terhenti,
berhenti
atau mengentikan langkah,
segala daya dan upaya serta doa
semua bertitik bermuasal, berakhir padaNya

RASA


Oleh Emi Suy Lbh · 28 Maret 2012
 
karena sunyi adalah rasa
maka hening ku tanam
karena kau adalah rasa
maka asa tak pernah padam

MALAM

  •  
    Oleh Emi Suy Lbh · 28 Maret 2012
     
    bayu malam/
    menggelombangkan tirta lautan/
    senyum rembulan sabit/
    menawan hati/berhias kerlip gemintang
    disana diantara gugusan gemintang/
    ku tengadah ke atas/
    mengeja binar matamu/
    dan wajah teduhmu/
    diantara sinaran redup/
    aku dan waktu/hanya ada satu/
    dirimu/
    lihatlah senyummu mengembang/
    seindah bulan sabit itu/

SUNYI

 
Oleh Emi Suy Lbh · 28 Maret 2012

detak jantung itu/
memburu sunyi/
desah nafas itu/
masih terasa/
karena aku menjadi udara/
di tiap tarikan dan hembusan nafasmu/
saat sunyi terpecah/
sesaat sebelum senja memerah/
dan setelahnya jingga meronakan/
sunyi dalam dekapan/
membuncah segala rasa/
tiada berbatas/
senandung kidung sunyi

RASA

 
Oleh Emi Suy Lbh · 28 Maret 2012
 
ketika hari menelanjangi pori pori jiwaku
rasa ini bergemuruh menusuk tulang
meresap dan mengendap di dasar hati
tentang kisah pecahnya sunyi

JINGGA

oleh Emi Suy Lbh pada 28 Maret 2012 pukul 15:08 
sayang....
angin senja berhembus sepoi sepoi
meronakan jinggamu dalam jiwaku,
apa kau tahu senja tetap setia pada jingga?
menunggui sunyi ini terpecah
saat senja berangsur temaram
meski jinggamu perlahan memudar
karena aku yakin esok kan berpendar kembali

MEMBURU ASA


oleh Emi Suy Lbh pada 28 Maret 2012 pukul 15:12 ·
 
memburu debu di sepanjang trotoar jalan itu
diam seribu kata tanpa senandung pilu
menyunggingkan senyum di raut wajah yang mulai layu
hari ini bukan mimpi tuk menggapai asa biru

Perjalanan

oleh Emi Suy Lbh pada 28 Maret 2012 pukul 15:16 ·
---------------

Yakinku adalah jalan itu

persimpangan yang penuh liku

setapak terjal bebatu

telanjang kaki menyusuri

sampai arah yang ku tuju

saat hari tanpa ujung

waktu melaju terus memacu

pada jiwa-jiwa yang menggebu

pada raga-raga yang memburu

asa di atas putaran roda zaman

HILANGKAN HAWATIR

oleh Emi Suy Lbh pada 28 Maret 2012 pukul 16:10 ·
 
Detik demi detik kan berlalu
seiring waktu yang memburu

terhidang di cawan kehidupan
segala bentuk makanan

ada saat tulang tersaji
daging lezat tak terbeli

buang segala gundah
tepiskan semu gelisah

hidup kita
telah tergaris nyata

dalam porsiNya
Tuhan maha Adil se adil-adilNya

BBM boleh naik
harga-harga boleh mencekik

serahkan pada kuasaNya
atas segala hidup kita

yakinlah akan ada pintu
tak ada jalan buntu

hidupmu,hidupku,hidup kita
telah diatur oleh porsiNya

Lorong

Oleh Emi Suy Lbh · 10 April 2012

lorong waktu
menjadi saksi

saat sepi terkoyak
menjadi serpihan asa

yang bermuara padaNya
di atas putaran roda zaman

yang menghentak
nadi-nadi telanjang jiwa

aku
kamu
kita semua
menuju jalan pulang

pekat

oleh Emi Suy Lbh pada 10 April 2012 pukul 14:49 
 
remang cahaya purnama
menembus kaca jendela

tiada tirai penghalang
bayu malam berlalu lalang

kursi tua tak bertuan
karib dengan kesenyapan

sudut kamar gelap
hitam pekat lelap

semburat gamang tersirat
menguliti rasa berkarat

makna sunyi bukan sepi
rasa tulus tak berperi

HENING SUNYI

oleh Emi Suy Lbh pada 10 April 2012 pukul 14:52 ·
 
Malam ini sunyi bergelayut di dedahan/
mematakan reranting sepi/
dedaunan rindu berguguran/
di tengah rinai gerimis hujan/
bayu menari gemulai/
menghempaskan butiran rasa/
agar tersampaikan pada pemilik sunyi/
penjaga hati yang terpatri/
di bawah naungan semesta/
aku dan sang waktu/
hanya ada satu dirimu/

SUNYI

oleh Emi Suy Lbh pada 10 April 2012 pukul 15:06 ·
 
Malam ini sunyi bergelayut di antara dahan rindu/
mematahkan ranting sepi/
dedaun rasa berguguran/
terhempas tarian bayu/
sunyi masih tentang kepekatan rasa/

Lelayu

oleh Emi Suy Lbh pada 4 Mei 2012 pukul 13:55 ·
 
Dedaun lelayu
Menguning kering
Dan kini berguguran

Menyisakan hujan
Di semua mata
Kehilangan selamanya

Penggerak asa
Pemacu jiwa-jiwa
Pengobar bara

Kini sang guru
Berpulang rumahMu
Hening tak pernah usai

Sesalku tak ada sua
Kini namamu kan abadi
Tercatat sepanjang masa

Semoga selalu dalam cintaNya
Mendapat tempat yang mulia disisiNya
Dimudahkan dan dilapangkan jalannya

Selamat jalan
Mas Heru Emka

sajak cinta

oleh Driya Widiana M S 

pada 31 Mei 2012 pukul 10:04 ·

 
1/ Kesedihan,...
    katamu,...
    hanya sepasang mata yang sedang berjatuhan.

2/ di detik terakhir,...
     setelah sebuah lambaian lenyap,...
    Tertelan bayang malam.

3/ cahaya lentera hatiku
     meredup
     seiring bayang-bayang malammu

4/ indah...indah tak terkira
    keindahan malam
    menyeruak di sela-sela rumpun bambu

5/ berkas sinar rembulan menerpa
    ilalang yang berayun
    merasa desah nafas

6/ hembusan nafas bibir merahmu
    merekahkan bunga sedap malam
    dan membuka tirai peraduan

7/ Syahdu dan melangutkan jiwa
    semoga mewujud
    kesyahduanpun yang masih membayang

8/ dua jiwa menerawang
    dan gelisah ingin bergegas
    melabuhkan ngelangutnya rasa

9/ sajak cinta terus mengalun
    membuncahkan malam
    melangitkan rasa

didiek soepardi ms - emi s l
31 mei 2012

TERIMA KASIH GURU



Terima kasih guru yang mengajarku
menjelajah ke ladang-ladang ilmu
penuh kesabaran tak kenal jemu
kini kupetik buah dari yang kutanam itu
dari pohon jasa seharum pekertimu

Terima kasih guru budiman
kau ajari aku warna warni kehidupan
menanam benih-benih kemanusiaan
memadamkan api kesombongan
meruntuhkan pagar kedengkian

Terima kasih guru djauhari
yang membugar perkebunan budi
lembut menyiram akal pekerti
tekun menyemai mulia pribadi
hamparan menghijau jasa bakti
moga Tuhan sentiasa memberkati.

Terima kasih guru tercinta
yang selalu kobarkan semangat perkasa
memperkokoh jiwa jiwa anak bangsa
Memperkuat akhlak bijak beragama
Memberikan kemerdekaan bagi jiwa merdeka

Teruntuk Pahlawan Tanpa Tanda : Guruku yang Mulia

oleh  Emi Suy Lbh
Engkau terang bukan laksana bulan
Hanya sekejap malam dan menyabit
Hanya membiaskan sinar matahari
Kemudian lenyap selepas malam

Sinarmu bukan sekedar mentari
Adakalan cerah lalu tertutup awan hitam
Sepi di balik kaki langit
Yang hanya terbit di prermulaan pagi
Pasti kan tenggelam di prnghujung petang

Bukan pula sebatang lilin yang terbakar
menerangi gulita malam dan mudah padam dihembus
Menanti cair kemudian habis meleleh

Kasihmu tidak seperti pelita malam
Marak ketika bersumbu dan memuntahkan jelaga hitam
Menanti keringnya minyak tanah saat nyala

Engkau adalah guru yang tak berbatas ilmu
Kesabaranmu tak bisa kuibaratkan apapun
Yang tetap terang walaupun di tengah malam

Yang tetap bersinar terang benderang
walau awan hitam berarak dan bergelayut
Yang tegar mencairkan segala kebekuan diri
Biar kering minyak tanah ataupun matahari sembunyi

Guruku
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa
Menciptakan tunas berakhlak mulia

Untuk menjadikan warna diantara kertas putih
Untuk mencipta jiwa terbebas belenggu
Habis gelap terbit terang karenamu
Oh Guruku permata sepanjang masa

TEGUH

oleh  Emi Suy Lbh
 
Tak kusadari
Resahku melangit
Diantara gugusan awan

Tentang rasaku
yang kian membiru
Memburu degup jantungku

Dan aku tetap disini
Di lingkaran tempatku berdiri
Dengan segenap keteguhan hat

(GABUNGAN SAJAK PENDEK)

 Oleh Emi Suy Lbh · 22 Mei 2012

BIMBANG

tentang rasahati
belum jua fasih memaknai
dari pawana yang kian merayu
membelai lembut
melenakan langit yang kian temaram
mengharap damba
entah seberapa lama lagi sanggup memaknai
dari labuhan jingga
yang berulang
saat hati terpaut
pada malam di kesunyian
belum jua jiwa berucap
tuk menentukan arah
sedangkan biduk
masih terombang ambing
menentukan dermaga pilihan

MEMINTAL SUNYI

Ketika kupintal sunyi
dengan sulaman sajak
aku merajut benang kasih yang kau urai
sebab cintaku dikejar waktu
yang berpacu menjadi ngilu di dadaku
riuh gaduh menjadi sehelai kain penghangat
untuk kau lilitkan di pundakmu

SUNYI

Daun yang melambai bernyanyi
teriringi gemuruh bayu yang mendayu
iring-iringan awan menari
tetap saja sunyi
tak seperti di ujung jalan itu
sibuk berlarian mengejar mimpi
tanpa henti kaki yang berjejalan
saling berhimpitan
aku masih di sini dengan segenap rasa

SEPI

Kataku :
disini sunyi
tak seperti di pusat kota gemelap
hiruk pikuk membising langit
Namun disini sunyi ku tanam
lihatlah, aku melagu sepi
sendiri melukis malam

SAJAK SUNYI

Pada akhirnya,
akulah yang setia di sampingmu
sebagai sunyi,
atau selembar puisi yang mengekalkan sepi
sendiri yang membersamai setiap keluh

MEMECAH SUNYI

merapatkan sepasang  daun jendela;
tempat hujan memecah sunyi menjadi kata-kata
Suatu hari, aku akan pulang ke dalamnya,
menuai rindu yang telah pekat

RINDU

rinduku tak lepas dari aksara bermakna,
seperti menemukan pertalian rasa yang ku endapkan,
menua dalam sajak yang kita reka,
mencumbu sunyi merangkum seluruh diamku di sudut waktu

MAKNA RASA

Dengan sajakku yang lusuh,
aku menyentuh hatimu,
dari lampu kota yang mulai tua,
sejak aku tak lagi mengenal rupa dari balik kaca jendela,
berjuta makna kugali setiap jengkal,
berharap terjaga dipusara waktu



SENJA

Menanti pelukan jingga ;
puisi ini sungguh ingin kuteteskan,
senja yang ranum
bergelimang dalam redup di pangkuan senja


ENGKAU

Engkaulah sajak yang hilang dalam terang,
terbius bias cahya purnama,
Akulah kata sepenggal dalam bayang,
melabuh di sisi hati


ENTAH

Ada butiran air mata
jangan pernah kau tanya mengapa
Entah rindu entah kehilangan
atau memang berjalan berdampingan


KALENG SUSU 

Sajak kaleng susu
Termakan usia
lunglai merenta
kertas melapuk
huruf huruf jatuh lelah
sejak itu hati kehilangan suara
bisu
Namun akan ku perjuangkan
untukmu


TITIP RINDU

kutitip rindu pada sehelai daun gugur,
yang terhempas bayu,
rasaku tak usai di situ

DAUN BASAH

Di telapak daun basah,
di kedalaman sebutir embun
aku pun terhenyak,
ustru di dalam keheningan,
kebeningan tercipta,
dan diantaranya sunyiku membuncah,


DAUN GUGUR

daun yang gugurpun tak pernah sendirian,
begitu juga kesedihan,
seharusnya memiliki teman,
berbagi beban

SENYUMU

di lengkung senyummu
selembar puisi menjelma kata-kata
di liang mataku
sebongkah cahaya
jatuh membacanya

TERINGAT

Diam-diam,
senja mencuri seluruh perhatian;
Sepertimu,
sesuatu yang tak pernah sepi dalam ingatan

JERAM CINTA 

selalu sama,
cinta selayaknya jeram,
mengalir tenang diantara bebatuan yang curam,
tebing serta dahan
saksi sajak dalam kebisuan alam

HENING PEKAT

bulan sabit pucat
Begitu pekat
Sang malam kesepian
gaduh sendirian


KENANG HUJAN

Aku menyukai hujan
dan bau tanah karenanya,
lantas kenangan menari riang
memercikkan lumpur kelam penyebab muram


DATANG LALU HILANG

Selalu kuperhatikan;
berulang kali senja datang
membawa kehilangan,
kembali pada ingatan

BUTUH DIRIMU

Bahkan untuk kesedihan yang kecil pun,
aku membutuhkan tanganmu,
untuk mengusapnya

TATAPMU

tatapanmu pernah menggugurkan dedaunan sepi
menenangkan gelisahku sepagi ini,
menghangat merupa cinta,
dalam selembar sajak

SAJAK SUNYI

sajak-sajak sunyi mengalir dalam kesendirian
lahir dari kesenyapan yang menguliti hati
menceritakan kisah yang bergulir

ANGAN

Sebersit angan melintas di pucuk-pucuk jiwa
yang berdahan kehangatan
di sela rimbun dedaun hatimu yang teduh
di sebentang garis setipis gerimis
sekelebat bayang
membuatku tak berkutik mengeja senyummu
kala menatap mata coklatku
senja itu di bibir pantai yang ramah

PADAMU

pada puisi,
sebuah jembatan terentang panjang.
di seberangnya akan kujumpai dirimu
sedang dipeluk kesendirian
mengeja langit penggati wajahku


PADA SAJAK-SAJAKKU

Pada sajak-sajakku,
Mengalir sunyi yang terpecah kala senja itu,
saat jingga yang ranum ku petik di binar mata teduhmu,
kadang terasa ringan,
bagai terbang di antara gugusan awan putih,
terasa ada sensibilitas:
yang abstrak,
seperti tersentuh dan terasakan
bahkan menyaru diudara yang terhirup

DIAM

Di ujung jalan yang bercabang,
bibir memilih diam di persimpangan
Sesaat mengamati,
kemudian hilang di antara remang
Gelimang sepi membuncah di tepian hati


DUKA BURUNG KECIL

Duka itu;
Seekor anak burung yang baru saja belajar terbang,
terjatuh dan terluka,
kini hidup dengan separuh sayapnya,
terdiam memandang burung-burung lain
yang terbang di sekitarnya

SUNYI YANG KAU CEMASKAN
Semua yang kau cemaskan,
adalah tentang sunyi,
mungkin sedang dipuisikan oleh kesedihan.
Dan aku adalah kertas;
yang karib dengan hening

Tanyamu: 

Dengan nada sumbang masih ragu
atas rasa dan jiwa ragaku
yang kasunyatan tak hanya ada di depan tatapanmu
bahkan kita berada di biduk yang sama
mendayung bersama


Tanyaku:

adakah keraguan memagut hatimu,
sementara seluruh rasa tercurah padamu,
ketika hampir disetiap sunyi yang kau pecahkan?


Adakah yang lebih tajam dari runcing jejarum jam?
Waktu tersentak.
Tak ada yang lebih sesak dari tanya yang sia-sia.

JIKA

jika aku langit yang mendung,
engkaulah matahari yang menunggu,
bersama gerimis yang melukis pelangi setelahnya


MAKNA KERTAS USANG

ku goreskan segala rasa di sehelai kertas usang
mencari arti yang tersirat di antara beribu makna
yang tak pernah ku pahami sebelumnya

RELA

Kurela jadi cahaya malam,
yang dihadiahkan bulan pada gelap.
Cahaya,
yang menjaga hatimu dengan hangat,
kala lelap

DOA

Tuhan,
lepaskanlah aku dari semua yg menghilangkan senyumku
Biarkan tawa-tawanya berserakan diantara pemilik sunyi

SAYANG

Aku selalu akan tersenyum untukmu

Meski :
Kau tidak suka atas senyumku

Yang katamu :
Senyumku menyembunyikan beban

Aku hanya berusaha tegar Membunuh rapuh
Menyudahi keluh
Bukan untuk bersandiwara sayang

JEJAK RASA

dan engkau serupa rasa
yang tak pernah terlihat oleh mata
terasa oleh hati
mengendap di dasar jiwa
terpatri selamanya
yang meninggalkan jejak

SAJAK PERPISAHAN

teringat
bagaimana aku pergi
mengayunkah langkah kaki kecilku

di atas bebutir pasir
ketika jingga
beranjak meninggalkan senja

harus berlalu
mengejar arus waktu
dan kau lenyap dari pandangan mataku

SAJAK DIAM

senja terdiamtak ada kata terlintas
mengurai rasa di pusaran bayu bergemuruh
gemercik air sungaimerindui waktu yang berderai
saat perlahan ilalang memaggilkusayup terdengar riuh rasamu
menyambutku diantara tarian hujanmemelukku dari belakang

SAJAK SEPI

mengalir dari pucuk cemarabermuara ke tepian hening
saat sunyi menyapaserasa raut wajah itu mengapung
dalam genangan berbayangaku mengulas seutas senyum
diantara bias mentari senjatak kan hanyut di aliran itu

TEGAR 

Berdarah tapak itu
melangkah di atas bebatu cadas
sepi penuh duri
tegar menatap
sisi curam ngarai
namun ia tak goyah

MENUNGGU 

senja menunggu
malam untuk dikuburkan
kunang-kunang padam
resahku melangit
hujan menari berkejaran