21 September 2011

TARIAN JIWA


tetesan peluh
basahi baju lusuh
menatap pandang jauh
menyudut sejengkal asa bersauh
luruh membungkuk raga
merebah diatas jerami renta
menusuk nusuk pori pori jiwa
terluka darah mengering tak meronta
jerit tanpa daya
menua di sudut senja
meski raga merenta
asa tak kan menua
sisa usia tetap guna
untuk semua
Jakarta,7 September 2011

TANPA BATAS


menatap birunya langitku
seperti aku menatap wajahmu
tak berbingkai
sunyiku pun tak bertangkai
engkau slalu memayungiku
ketika hujan membasahiku
engkau slalu menyejukkan siangku
kala terik membakar ragaku
disaat senjamu merona
engkau lengkungkan cakrawala indah menjingga
dan tentang senandungku
adalah sunyi disegelas waktumu
meretas tanpa batas
adalah tentang rasa tak sepintas
Jakarta, 9 September 2011

SAJAK LARUT


larutkan hati ku dalam secangkir kopi pahitmu
jadikan cintaku pemanis kopi pahit yang kau nikmati setiap pagi
aduk sajak sajak ku di segelas waktumu
agar menyatu sunyiku dengan jiwamu
ijinkan sajak ku untuk kau teguk
agar melarut dalam darahmu
menyatu dengan jiwamu
dan keberadaanku selalu membersamaimu
di semua waktumu
cengkareng,14 September 2011

SUNYI YANG TERPECAH


degup jantung itu
berpacu di kesunyianku
desah nafas itu
memecah hening di segelas waktuku
memburu biru
memacu hening yang terpicu
menyalakan bara
meronakan rasa
menjinggakan cakrawala
merengkuh jiwa
membaurkan birumu dengan putihku
melukis segala warna di atas kanvasmu
deru
buru
biru
baru
baur
dera
ketika aksara itu riuh bergemuruh dalam rasa
kenanga,15 september 2011

DETAK JANTUNG ITU


detak jantung itu semakit cepat
menghentikan kesunyian yang pekat
seirama dengan darahku yg berdesir
merambat perlahan memenuhi ruang bathinku
riuh
gaduh
gemuruh
luruh
segala rasa yang ada tercampur aduk
teracik dalam segala bumbu dengan aroma rasa yang beraneka
taman kencana,15 september 201

DESAH NAFAS ITU


desah nafas itu
menjedakan nafasku
desah nafas itu
ku nanti di sepanjang waktuku
mampu melahirkan sajak sajak yang aku kandung
dari rahim aksara jiwa yang bening berselaput mendung
desah nafas itu
menghela wajah sunyi
taman kencana, 15 september 2011

TERBANG


mengeja damai di wajahmu
yang membuncah di sela aksara sunyi ku
lantas serasa aku tak ingin berakhir
tetap kutatap tajam sorot yang berbinar
kabut
penat
sekat
pekat
ku biarkan larut di wajahmu
dan aku entah kemana
melesat ke nirwana
menggapai buana di sebiduk hatimu
menguntai jingga di mega jiwamu
aahhh aku sungguh tak merelakan
saat detik detik
berderai menitik
memisahkan abjad abjad jiwa mu yang bersauh di sunyiku

Jakarta,5 September 2011

PECAHKAN SAJA SUNYIKU


pecahkan sunyiku
jadikan serbuk
dan taburkan di segelas waktumu
aku menunggu
nafasku lari mendekap
hangat tanpa sekat
darahku berdesir memeluk
sejuk kedamaian merasuk
selalu di kesunyianku
ada aksara tentang laut birumu
Jakarta ,17 September 2011

JEJAK AKSARA


aksaraku menapaki jejak
penuh simbah memberontak
peluh dan air mata
luruh merenta merata
aksara terpasung
terbelenggu dalam gelembung
asa terpenjara
daya ku sebatas senja
ya Rabb
bebaskan aksaraku
merdekakan senandung hatiku
Jakarta,2 September 2011

JAKARTA KOTA TUA


indah kota tua
di barat jakarta
bangunan tua itu seakan bicara
penuh saksi sejarah
satu persatu terkikis pembangunan kota
jakarta kota tua
berhias ratusan sepeda ontel
pengunjung ramai riang menikmati suasana
tak sepi penjual kaki lima disana
jakarta kota tua
wisata bangunan tua peninggalan kolonial belanda
jakarta kota tua
aku ingin menikmati senja di sana
bercinta dengan sunyi di kota tua
hatiku tlah tertinggal disana
berpuisi dengan reruntuhan gedung tua
jakarta kota tua
kutemukan sajak sajak indah disana...
Esok atau lusa aku kan kembali kesana
merangkai sajak yang tertinggal di antara bangunan kosong
Jakarta, 6 Me

SAJAK KALENG SUSU


sajak sajak ku tergerus goresan sunyi
dibalik pintu dan di bawah langit langit kamar
bercerita tentang kesah yang tak jauh dari jiwa sunyi
ataupun celoteh dua putriku yang lucu dan pintar
sajak ku adalah cerita kaleng susu yang harus ada setiap waktu
bukan hanya kalengnya namun isi kaleng susu itu
hanya cerita tentang ibu dengan kecintaannya
pada buah hati dan belahan jiwa
Sajak ku bukanlah cerita
Tentang pengembaraan yang beribu kisah
atau berjuta warna dan penggalan perjalanan setapak
dan hutan rimba belantara jiwa
hanya tentang hujan di sepertiga malam
dan rintik embun yang bening menyejukkan
hanya tentang senja dengan jingga
yang membahana diantara senja
yang melembayung dimana matahari mengintip di ufuk barat
sajak sajak ku serupa dengan kaleng susu anak anakku
pergi pagi pulang senja
demi susu kaleng dan masa depan mereka
yang kudo'a kan gemilang
susu kaleng atau kaleng susu
isi atau bungkus luarnya
yang ku ceritakan adalah kaleng beserta isinya
sajak sajak ku adalah cerita kaleng susu
perempuan pemilik sunyi dalam senandung kidung hati
Jakarta, 7 juni 2011

Nyanyian Hati


bertelanjang kaki bercumbu dengan butiran pasir di bibir pantai
menanti senja yang melembayung
dengan jingganya yang mencakrawalai jiwaku
yang semakin sunyi terhimpit kesunyian
yang bergelayut di secangkir waktukku
tertegun merasai butiran rasa
yang ku racik ke dalam secangkir kopi aroma kejujuran
atas senandung jiwa ku
tentang ketulusan yang tak kan kusudahi
aku ingin sang bayu menghempas tubuhku
di tepian senja agar gemuruh jiwaku terlepas
dari rongga kepenatan
yang menyesakkan dadaku
Jakarta, 5 Juni 2011

Sunyi di pertigaan malamMU


ya Rahman ya Rahim
gemuruh hati di pagi hingga senja berkecamuk menghujam jiwaku
bagai kabut yang menggumpal menyelimuti jiwa sunyiku
entahlah..risau yang pekat diam diam menyelinap di senandung hatiku yang mulai surau
semua kupasrahkan padaMu ya Rabb lindungilah hamba dgn nurMu dari gunjingan mereka saat hamba berpuasa
derap langkah kaki yg merekah tiada terbantah adalah sajakku tentang seorang ibu dengan kaleng susu untuk anakku
sunyi ku adalah tentang birunya langit yg berhias cakrawala jingga di kala lembayung senja
semburat rasa yang membuncah di setiap hela yang tak bisa kusudahi
kucoba untuk tidak menitikkan hujan dikedua pelupuk mataku untuk ketegaran menjalani kesah ini
kuatkanlah hati dan pikiran hamba untuk menjalani sepanjang pagi hingga petangku untuk kaleng susu anak anakku
sajakku tak lebih dari sunyi tentang kedamaian jiwa yg kucari hingga beranjak lelapku
aku dan sunyi tentang sajak sajak ku yang bergulir tergilas roda waktu
aku dan sang waktu hanya satu diantara rinai dan derai kisah yang menelanjangi pori pori jiwaku
Jakarta 20 Juli 2011

SEPENGGAL DOA DIPERTIGAAN MALAM

terlelap aku di kesunyianMu Ya Rabb harapkan syafaatMu setelah perbincangan perbincangan diujung Malam Mu sepertiganya
Berikanlah NurMu untuk terangi gulita hatiku dalam pekat debu yang membungkus jiwa ragaku Ya Rabbul Izati
Semua yg ada kelebihan dan kekuranganku adalah milikMu yang akan kembali padaMu kapanpun Engkau akan mengambilnya dariku
Jiwa Raga ini juga milikMu Ya Rahman mohon ampunkan sebelum Engkau memisahkan nyawa dari ragaku
Allahuma Amin
Jakarta, 2 September 2011

KIDUNG SENJA


Ah senja yang kunanti mulai merona di kaki langit
sebentar lagi jingga mencakrawalai lembayung
sunyi tetaplah sunyi yang harus kujaga bertahta dalam jiwaku karenamu
sunyi bercinta dengan temaram senja
yang perlahan pergi menjemput dewi malam untuk ku
di pinggiran barat jakarta sunyiku setia pada senja yang meranum
senandung kidung senja oleh sang pemilik sunyi
Cengkareng, 25 Agustus 2011

AIR MATA SUNYI


adzan subhuh menggema di sudut pagi
diringi rintik embun yang membasahi pucuk dedaunan
masih terdengar suara jengkerik
yang memecah heningnya pagiku
merinai hujan dimataku karena langit biruku bergemuruh
seketika sang bayu bertiup kencang merontokkan dedaunan
air mata sunyi dipenghujung pagi
karena rasa yg tak sebatas aksara
dan kata yang menggema diantara senandung kidung sunyimu
darah ku berdesir,jantung berdegup kencang,
nadiku berdenyut lebih kencang memecah sunyiku
berlinang hujan karena gemuruh badai yang kau tiupkan untukku
didepanmu tlah menghampar pilihan
untuk menghentikan air mata sunyi
atau sunyi akan mati selamanya
embun menembus pori pori jiwa
yang masih tercekam dalam bisu
di ruang waktumu yang tak bercelah
sekeping hati yang hanyut di sungai jiwamu
belum berhenti di muara yang kau tuju
serpihan rasa sunyi
jangan biarkan lenyap dihempas bayu
bersama debu yang berterbangan
tiada arah dan lenyap ditelan waktu
masih ada detik detik sunyi dalam heningnya
yang kini menyepi di sudut jiwa yang temaram
langkahkan kakimu untuk meraih asanya
yang sebentar lagi redup dan mati
relakah senja?
Sanggupkah jingga?
Jika sunyi mati dalam kepedihan air mata
yang menggenangi jiwa selamanya??
Wahai pemilik sunyi
hampiri ia sebelum mati
dan tubuhnya kaku tak bernyawa
sunyimu kini diambang pekat
yang tlah terbungkus kabut hitam
jangan biarkan
hentikan sunyi dan airmatanya yang berdarah
lingkaran cincin kesejatian akan rasanya
masih membuat sunyi merasa memiliki senja yang menjingga
Jakarta 5,Agustus 2011

SAJAK MALAM


jelang malam butiran rindu bergemuruh
tumpah ruah di pelataran jiwa
angin malam perlahan dingin
menerobos rimbun dedaunan
gurat senja masih membekas
di sudut ruang sunyi yang temaram
sayup kidung hati
terlantun tanpa nada dan irama
lirih gumam hati
tentang rasa yang membiru
disudut kamar
sajak sajak ku tergerai diatas lembaran jiwa
ketika kesunyian makin pekat
oleh jarum jam dinding yang berdetak memecah hening
Jakarta ,1 September 2011

PUISI PUISI : Senandung Kidung Sunyi

1.SENANDUNG SUNYI

larik larik
aksara bermanik
cantik
menghangatkan hati yang terusik

indah
diantara gudah
merebah
dihamparan permadani jiwa yang kau gelarkan
luluh
runtuh
lusuh
kegelisahanku berguguran laksana dedaunan kering terhempas bayu

adalah makna rasa
tercipta karena karsa
adalah jiwa
yang merindui kesahajaan yang hakiki
damai dalam kesunyian tak mencekam

Jakarta, 5 september 2011

2. SAJAK MALAM

jelang malam butiran rindu bergemuruh
tumpah ruah di pelataran jiwa
angin malam perlahan dingin
menerobos rimbun dedaunan

gurat senja masih membekas
di sudut ruang sunyi yang temaram
sayup kidung hati
terlantun tanpa nada dan irama
lirih gumam hati

tentang rasa yang membiru
disudut kamar
sajak sajak ku tergerai diatas lembaran jiwa
ketika kesunyian makin pekat
oleh jarum jam dinding yang berdetak memecah hening

Jakarta ,1 September 2011

3.AIR MATA SUNYI

adzan subhuh menggema di sudut pagi
diringi rintik embun yang membasahi pucuk dedaunan
masih terdengar suara jengkerik
yang memecah heningnya pagiku

merinai hujan dimataku karena langit biruku bergemuruh
seketika sang bayu bertiup kencang merontokkan dedaunan
air mata sunyi dipenghujung pagi
karena rasa yang tak sebatas aksara

dan kata yang menggema diantara senandung kidung sunyimu
darah ku berdesir,jantung berdegup kencang,
nadiku berdenyut lebih kencang memecah sunyiku
berlinang hujan karena gemuruh badai yang kau tiupkan untukku
didepanmu tlah menghampar pilihan

untuk menghentikan air mata sunyi
atau sunyi akan mati selamanya
embun menembus pori pori jiwa
yang masih tercekam dalam bisu

di ruang waktumu yang tak bercelah
sekeping hati yang hanyut di sungai jiwamu
belum berhenti di muara yang kau tuju
serpihan rasa sunyi

jangan biarkan lenyap dihempas bayu
bersama debu yang berterbangan
tiada arah dan lenyap ditelan waktu
masih ada detik detik sunyi dalam heningnya

yang kini menyepi di sudut jiwa yang temaram
langkahkan kakimu untuk meraih asanya
yang sebentar lagi redup dan mati
relakah senja?
Sanggupkah jingga?

Jika sunyi mati dalam kepedihan air mata
yang menggenangi jiwa selamanya??
Wahai pemilik sunyi
hampiri ia sebelum mati

dan tubuhnya kaku tak bernyawa
sunyimu kini diambang pekat
yang tlah terbungkus kabut hitam
jangan biarkan

hentikan sunyi dan airmatanya yang berdarah
lingkaran cincin kesejatian akan rasanya
masih membuat sunyi merasa memiliki senja yang menjingga

Jakarta 5,Agustus 2011

4.KIDUNG SENJA

Ah senja yang kunanti mulai merona di kaki langit
sebentar lagi jingga mencakrawalai lembayung

sunyi tetaplah sunyi yang harus kujaga bertahta dalam jiwaku karenamu
sunyi bercinta dengan temaram senja
yang perlahan pergi menjemput dewi malam untuk ku

di pinggiran barat jakarta sunyiku setia pada senja yang meranum
senandung kidung senja oleh sang pemilik sunyi

Cengkareng, 25 Agustus 2011

5.SEPENGGAL DOA DIPERTIGAAN MALAM

terlelap aku di kesunyianMu Ya Rabb harapkan syafaatMu
setelah perbincangan perbincangan diujung Malam Mu sepertiganya

Berikanlah NurMu untuk terangi gulita hatiku dalam pekat
debu yang membungkus jiwa ragaku Ya Rabbul Izati
Semua yg ada kelebihan dan kekuranganku adalah milikMu
yang akan kembali padaMu
kapanpun Engkau akan mengambilnya dariku
Jiwa Raga ini juga milikMu
Ya Rahman mohon ampunkan
sebelum Engkau memisahkan nyawa dari ragaku
Allahuma Amin

Jakarta, 2 September 2011

6.Sunyi di pertigaan malamMU

ya Rahman ya Rahim
gemuruh hati di pagi hingga senja
berkecamuk menghujam jiwaku
bagai kabut yang menggumpal menyelimuti jiwa sunyiku
entahlah..
risau yang pekat diam diam menyelinap
di senandung hatiku yang mulai surau
semua kupasrahkan padaMu ya Rabb
lindungilah hamba dgn nurMu dari gunjingan mereka saat hamba berpuasa
derap langkah kaki yg merekah
tiada terbantah adalah sajakku tentang seorang ibu dengan kaleng susu untuk anakku
sunyi ku adalah tentang birunya langit yg berhias cakrawala jingga di kala lembayung senja
semburat rasa yang membuncah di setiap hela yang tak bisa kusudahi
kucoba untuk tidak menitikkan hujan dikedua pelupuk mataku untuk ketegaran menjalani kesah ini
kuatkanlah hati dan pikiran hamba untuk menjalani sepanjang pagi hingga petangku untuk kaleng susu anak anakku
sajakku tak lebih dari sunyi tentang kedamaian jiwa yg kucari hingga beranjak lelapku
aku dan sunyi tentang sajak sajak ku yang bergulir tergilas roda waktu
aku dan sang waktu hanya satu diantara rinai dan derai kisah yang menelanjangi pori pori jiwaku
Jakarta 20 Juli 2011
7.Nyanyian Hati
bertelanjang kaki bercumbu dengan butiran pasir di bibir pantai
menanti senja yang melembayung
dengan jingganya yang mencakrawalai jiwaku
yang semakin sunyi terhimpit kesunyian
yang bergelayut di secangkir waktukku
tertegun merasai butiran rasa
yang ku racik ke dalam secangkir kopi aroma kejujuran
atas senandung jiwa ku
tentang ketulusan yang tak kan kusudahi
aku ingin sang bayu menghempas tubuhku
di tepian senja agar gemuruh jiwaku terlepas
dari rongga kepenatan
yang menyesakkan dadaku
Jakarta, 5 Juni 2011
8.SAJAK KALENG SUSU
sajak sajak ku tergerus goresan sunyi
dibalik pintu dan di bawah langit langit kamar
bercerita tentang kesah yang tak jauh dari jiwa sunyi
ataupun celoteh dua putriku yang lucu dan pintar
sajak ku adalah cerita kaleng susu yang harus ada setiap waktu
bukan hanya kalengnya namun isi kaleng susu itu
hanya cerita tentang ibu dengan kecintaannya
pada buah hati dan belahan jiwa
Sajak ku bukanlah cerita
Tentang pengembaraan yang beribu kisah
atau berjuta warna dan penggalan perjalanan setapak
dan hutan rimba belantara jiwa
hanya tentang hujan di sepertiga malam
dan rintik embun yang bening menyejukkan
hanya tentang senja dengan jingga
yang membahana diantara senja
yang melembayung dimana matahari mengintip di ufuk barat
sajak sajak ku serupa dengan kaleng susu anak anakku
pergi pagi pulang senja
demi susu kaleng dan masa depan mereka
yang kudo'a kan gemilang
susu kaleng atau kaleng susu
isi atau bungkus luarnya
yang ku ceritakan adalah kaleng beserta isinya
sajak sajak ku adalah cerita kaleng susu
perempuan pemilik sunyi dalam senandung kidung hati
Jakarta, 7 juni 2011
9.JAKARTA KOTA TUA
indah kota tua
di barat jakarta
bangunan tua itu seakan bicara
penuh saksi sejarah
satu persatu terkikis pembangunan kota
jakarta kota tua
berhias ratusan sepeda ontel
pengunjung ramai riang menikmati suasana
tak sepi penjual kaki lima disana
jakarta kota tua
wisata bangunan tua peninggalan kolonial belanda
jakarta kota tua
aku ingin menikmati senja di sana
bercinta dengan sunyi di kota tua
hatiku tlah tertinggal disana
berpuisi dengan reruntuhan gedung tua
jakarta kota tua
kutemukan sajak sajak indah disana...
Esok atau lusa aku kan kembali kesana
merangkai sajak yang tertinggal di antara bangunan kosong
Jakarta, 6 Mei 2011
10.JEJAK AKSARA
aksaraku menapaki jejak
penuh simbah memberontak
peluh dan air mata
luruh merenta merata
aksara terpasung
terbelenggu dalam gelembung
asa terpenjara
daya ku sebatas senja
ya Rabb
bebaskan aksaraku
merdekakan senandung hatiku
Jakarta,2 September 2011
11.PECAHKAN SAJA SUNYIKU
pecahkan sunyiku
jadikan serbuk
dan taburkan di segelas waktumu
aku menunggu
nafasku lari mendekap
hangat tanpa sekat
darahku berdesir memeluk
sejuk kedamaian merasuk
selalu di kesunyianku
ada aksara tentang laut birumu
Jakarta ,17 September 2011
12.TERBANG
mengeja damai di wajahmu
yang membuncah di sela aksara sunyi ku
lantas serasa aku tak ingin berakhir
tetap kutatap tajam sorot yang berbinar
kabut
penat
sekat
pekat
ku biarkan larut di wajahmu
dan aku entah kemana
melesat ke nirwana
menggapai buana di sebiduk hatimu
menguntai jingga di mega jiwamu
aahhh aku sungguh tak merelakan
saat detik detik
berderai menitik
memisahkan abjad abjad jiwa mu yang bersauh di sunyiku
Jakarta,5 September 2011
13.DESAH NAFAS ITU
desah nafas itu
menjedakan nafasku
desah nafas itu
ku nanti di sepanjang waktuku
mampu melahirkan sajak sajak yang aku kandung
dari rahim aksara jiwa yang bening berselaput mendung
desah nafas itu
menghela wajah sunyi
taman kencana, 15 september 2011
14.DETAK JANTUNG ITU
detak jantung itu semakit cepat
menghentikan kesunyian yang pekat
seirama dengan darahku yg berdesir
merambat perlahan memenuhi ruang bathinku
riuh
gaduh
gemuruh
luruh
segala rasa yang ada tercampur aduk
teracik dalam segala bumbu dengan aroma rasa yang beraneka
taman kencana,15 september 2011
15.SUNYI YANG TERPECAH
degup jantung itu
berpacu di kesunyianku
desah nafas itu
memecah hening di segelas waktuku
memburu biru
memacu hening yang terpicu
menyalakan bara
meronakan rasa
menjinggakan cakrawala
merengkuh jiwa
membaurkan birumu dengan putihku
melukis segala warna di atas kanvasmu
deru
buru
biru
baru
baur
dera
ketika aksara itu riuh bergemuruh dalam rasa
kenanga,15 september 2011
16.SAJAK LARUT
larutkan hati ku dalam secangkir kopi pahitmu
jadikan cintaku pemanis kopi pahit yang kau nikmati setiap pagi
aduk sajak sajak ku di segelas waktumu
agar menyatu sunyiku dengan jiwamu
ijinkan sajak ku untuk kau teguk
agar melarut dalam darahmu
menyatu dengan jiwamu
dan keberadaanku selalu membersamaimu
di semua waktumu
cengkareng,14 September 2011
17.TANPA BATAS
menatap birunya langitku
seperti aku menatap wajahmu
tak berbingkai
sunyiku pun tak bertangkai
engkau slalu memayungiku
ketika hujan membasahiku
engkau slalu menyejukkan siangku
kala terik membakar ragaku
disaat senjamu merona
engkau lengkungkan cakrawala indah menjingga
dan tentang senandungku
adalah sunyi disegelas waktumu
meretas tanpa batas
adalah tentang rasa tak sepintas
Jakarta, 9 September 2011
18.TARIAN JIWA
tetesan peluh
basahi baju lusuh
menatap pandang jauh
menyudut sejengkal asa bersauh
luruh membungkuk raga
merebah diatas jerami renta
menusuk nusuk pori pori jiwa
terluka darah mengering tak meronta
jerit tanpa daya
menua di sudut senja
meski raga merenta
asa tak kan menua
sisa usia tetap guna
untuk semua
Jakarta,7 September 2011