07 Januari 2014

PUISI-PUISI SUNYI

1. KETIKA  RASA  ADALAH  KESETIAAN

ketika kutuliskan resah di atas  lembaran kisah
lantas aku pergi memejamkan mata
ya...
agar gundah tak lagi mencipta awan hitam
bukan kesalahan jarak ataupun kejamnya waktu

keselarasan rasa ini terletak
pada hatiku dan hatimu
menjadikan seluas samudra itulah hakikat

pada terik yang memanggang siang
atau pada hujan yang menari di altar sunyi

ini sebuah lingkaran pertalian
yang menjadi benang pengikat

serupa kesetiaan  jingga kepada senjanya
kesetiaan embun kepada paginya

ketulusan purnama kepada malamnya
ketulusan terik kepada siangnya
dan  ketulusan gelap kepada malamnya

Jakarta, Pebruari 2013


2.SENJA ke SEMBILAN

ini senja kali ke sembilan
saat jingga belum kembali berlayar
mengarungi waktu,
ombak menepi
itu janjinya pasti kepada pantai
membelai saat pasang naik atau surut
sudah barang tentu
hanya saja angin belum sempat
mengirim kabar
'ku tatap saja langit biru di sana
sama seperti ketika mengeja wajahmu
samudera hati ini terlalu luas
tanpa batas
seperti lautan biru yang selalu teduh
bersamamu
senyum mentari dan rembulan
menemanimu

Jakarta, Pebruari 2013


3.DALAM  DIAM  TERPEJAM

langit-langit kamar melihatku
terpejam dalam diam
sedangkan daun pintu
menyanyikan senandung rindu
dengan deritnya
dinding tembok bercat putih
sedikit menertawakanku

caraku paling unik menjumpaimu
dalam diam dan terpejam
jarum jam engan bercerita tentang
kisah kita yang tak pernah usang
dan aku masih dengan rasaku
dalam lingkaran waktu tanpa jeda
kelak kaupun akan mengerti
dengan janjiku

Jakarta, Pebruari 2013


4.TENTANG SEBUAH HARAPAN

siang ini aku menemukan terik
di atas kepalaku
memanggang genangan rindu
di telaga ingatan
lalu engkau diam
dari kejauhan menatap teduh dengan lautmu
ketika langit masih biru
harapan tentang jingga masih ada

Jakarta, Pebruari 2013


5.ADA PUISI dalam PUISI

aku sedang membaca puisi
aku ingin,
dan aku ingin membacakannya lirih
di telingamu,
lalu mendengar degup jantungmu; lagi.

AKU INGIN

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sapardi Djoko Damono ~ 1989
Jakarta,  Pebruari 2013


6.MENEMUIMU

aku tak bisa sembunyi dalam sunyi
melipat angan yang tergenang
di telaga ingatan,
sering kulakukan terpejam
hanya untuk menemuimu

Jakarta,  Pebruari 2013


7.CATATAN  BIRU

kembali; menemuimu di perbatasan sunyi
ketika hening di antara hujan Pebruari yang resah,
menunduk terdiam
membunuh rasa yang kian berhimpit dengan waktu,
buku harian ini
akan penuh oleh catatan biru sayang

Jakarta,  Pebruari 2013


8.CARAKU

bersunyi itu bukan kesepian,
namun caraku bertemu denganmu,
adamu hanya bisa kurasakan
saat aku terpejam dalam diam,
ini caraku yang sederhana mengurai rasa,
setiap detik, seluruh nafas ini,
udara yang memenuhi ruang dadaku,
adalah rasa tanpa batas


Jakarta,  Pebruari 2013


9.BERTEMU DENGANMU

Ya, aku bertemu denganmu,
semalam
tadi saat mataku terpejam
kau tak bicara apapun
hanya tersenyum
dan menatap mataku dengan teduh
pesan di matamu telah sampai
kubaca dan kueja dalam gelap

Jakarta,  Pebruari 2013

10. MENGEJAR ASA

Riuh aroma gaduh dalam pikir,
bergemuruh segala ingin menjadi angan,
itu asa yang tak ‘kan sia-sia,
jika langkah kian rekah,
cita tak ‘kan terbantah,
akan ada terang di balik gelap,
buang patah arang ganti menjadi harap,
akan ada cemerlang di balik gemintang,
jalan masih terbentang...

11.ADAMU

Pejamkan mata
bersunyi
menemuimu
di perbatasan hening
antara ada namun tiada
antara tiada namun ada
kau pasti mengerti
alasanku menepi
menikmati senyap
indahnya adamu kurasakan
ini caraku sederhana
menemuimu kapan saja

Jakarta,  Pebruari 2013


12.SEPARUH JIWA

Jejak langkahmu tertahan
di balik jendela
tampias rasa membekas
di kaca jiwa
jarak ataupun waktu bukanlah dinding
akan ada muara hati di lautan teduh
melarungkan s'gala asa dan rasa saling terpaut
ini tak lagi mimpi yang karam dan tenggelam
ketika masa tak sanggup mencabik kenang
genangan ingatan tak 'kan mengering
menjadi karsa atas rasa jiwa sejati
sebab aku masih dengan separuh dirimu
‘kan kujaga seumur hidupku

Jakarta,  Pebruari 2013




13.ANGIN

angin...
kabarkan padaku tentangnya.
tentang senja yang telah lama menanti
jingga berpendar,
sebab hujan telah merenggutnya
sebab awan hitam bertahta di kaki langit.

angin...
katakan padaku dia baik-baik saja.
bernaung di bawah lindungan dan cintaNya
yang maha luas.

angin...
masih 'ku nanti biru langitku
usai hujan reda.
bawalah kepadaku.
jangan tunda terlalu lama.
sebab hujan bulan ini
telah merendam luka-luka.

Jakarta,  Pebruari 2013


14.BAHAGIA

Bahagia ini masih ada;
bersamaku ada kau pelengkapnya;
semakin indah;
bagian dari hela nafas rasaku; kita

Jakarta,  Pebruari 2013


15.HATIKU TERJAGA

pada jarum jam dinding
yang tak pernah lelap
aku bercerita tentang jingga
yang pendarnya milik senja
tentang embun yang
sejuknya milik pagi
tentang terik yang
setianya milik siang
tentang gelap yang
tulusnya untuk malam
aku, kau adalah
kita berada di antaranya
karena hatiku terjaga
untuk kita hari ini,
esok dan selamanya
di sisa usiaku

Jakarta,  Pebruari 2013