1. KETIKA RASA ADALAH KESETIAAN
ketika kutuliskan
resah di atas lembaran kisah
lantas aku pergi memejamkan mata
lantas aku pergi memejamkan mata
ya...
agar gundah tak lagi mencipta awan hitam
bukan kesalahan jarak ataupun kejamnya waktu
agar gundah tak lagi mencipta awan hitam
bukan kesalahan jarak ataupun kejamnya waktu
keselarasan rasa
ini terletak
pada hatiku dan
hatimu
menjadikan seluas samudra itulah hakikat
menjadikan seluas samudra itulah hakikat
pada terik yang memanggang siang
atau pada hujan yang menari di altar sunyi
ini sebuah
lingkaran pertalian
yang menjadi benang pengikat
yang menjadi benang pengikat
serupa kesetiaan jingga kepada senjanya
kesetiaan embun kepada paginya
ketulusan purnama kepada malamnya
ketulusan terik
kepada siangnya
dan ketulusan gelap kepada malamnya
dan ketulusan gelap kepada malamnya
Jakarta, Pebruari
2013
2.SENJA ke SEMBILAN
ini senja kali ke
sembilan
saat jingga belum kembali berlayar
mengarungi waktu,
ombak menepi
itu janjinya pasti kepada pantai
membelai saat pasang naik atau surut
sudah barang tentu
hanya saja angin belum sempat
saat jingga belum kembali berlayar
mengarungi waktu,
ombak menepi
itu janjinya pasti kepada pantai
membelai saat pasang naik atau surut
sudah barang tentu
hanya saja angin belum sempat
mengirim kabar
'ku tatap saja langit biru di sana
sama seperti ketika mengeja wajahmu
samudera hati ini terlalu luas
tanpa batas
seperti lautan biru yang selalu teduh
bersamamu
senyum mentari dan rembulan
'ku tatap saja langit biru di sana
sama seperti ketika mengeja wajahmu
samudera hati ini terlalu luas
tanpa batas
seperti lautan biru yang selalu teduh
bersamamu
senyum mentari dan rembulan
menemanimu
Jakarta, Pebruari
2013
3.DALAM DIAM TERPEJAM
langit-langit
kamar melihatku
terpejam dalam diam
sedangkan daun pintu
menyanyikan senandung rindu
terpejam dalam diam
sedangkan daun pintu
menyanyikan senandung rindu
dengan deritnya
dinding tembok bercat putih
sedikit menertawakanku
dinding tembok bercat putih
sedikit menertawakanku
caraku paling unik menjumpaimu
dalam diam dan terpejam
jarum jam engan bercerita tentang
kisah kita yang tak pernah usang
dan aku masih dengan rasaku
dalam lingkaran waktu tanpa jeda
kelak kaupun akan mengerti
dengan janjiku
Jakarta, Pebruari
2013
4.TENTANG SEBUAH HARAPAN
siang ini aku
menemukan terik
di atas kepalaku
memanggang genangan rindu
di telaga ingatan
lalu engkau diam
dari kejauhan menatap teduh dengan lautmu
ketika langit masih biru
harapan tentang jingga masih ada
di atas kepalaku
memanggang genangan rindu
di telaga ingatan
lalu engkau diam
dari kejauhan menatap teduh dengan lautmu
ketika langit masih biru
harapan tentang jingga masih ada
Jakarta, Pebruari
2013
5.ADA PUISI dalam PUISI
aku sedang membaca
puisi
aku ingin,
dan aku ingin membacakannya lirih
di telingamu,
lalu mendengar degup jantungmu; lagi.
dan aku ingin membacakannya lirih
di telingamu,
lalu mendengar degup jantungmu; lagi.
AKU INGIN
aku ingin
mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin
mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Sapardi Djoko
Damono ~ 1989
Jakarta, Pebruari 2013
6.MENEMUIMU
aku tak bisa
sembunyi dalam sunyi
melipat angan yang
tergenang
di telaga ingatan,
sering kulakukan terpejam
hanya untuk menemuimu
di telaga ingatan,
sering kulakukan terpejam
hanya untuk menemuimu
Jakarta, Pebruari 2013
7.CATATAN BIRU
kembali; menemuimu di perbatasan sunyi
ketika hening di antara hujan Pebruari yang resah,
menunduk terdiam
membunuh rasa yang kian berhimpit dengan waktu,
buku harian ini
akan penuh oleh catatan biru sayang
Jakarta, Pebruari 2013
8.CARAKU
bersunyi itu bukan
kesepian,
namun caraku bertemu denganmu,
adamu hanya bisa kurasakan
saat aku terpejam dalam diam,
ini caraku yang sederhana mengurai rasa,
setiap detik, seluruh nafas ini,
udara yang memenuhi ruang dadaku,
adalah rasa tanpa batas
namun caraku bertemu denganmu,
adamu hanya bisa kurasakan
saat aku terpejam dalam diam,
ini caraku yang sederhana mengurai rasa,
setiap detik, seluruh nafas ini,
udara yang memenuhi ruang dadaku,
adalah rasa tanpa batas
Jakarta, Pebruari 2013
9.BERTEMU DENGANMU
Ya, aku bertemu
denganmu,
semalam
tadi saat mataku terpejam
kau tak bicara apapun
hanya tersenyum
dan menatap mataku dengan teduh
pesan di matamu telah sampai
kubaca dan kueja dalam gelap
semalam
tadi saat mataku terpejam
kau tak bicara apapun
hanya tersenyum
dan menatap mataku dengan teduh
pesan di matamu telah sampai
kubaca dan kueja dalam gelap
Jakarta, Pebruari 2013
10. MENGEJAR ASA
Riuh
aroma gaduh dalam pikir,
bergemuruh
segala ingin menjadi angan,
itu
asa yang tak ‘kan sia-sia,
jika
langkah kian rekah,
cita
tak ‘kan terbantah,
akan
ada terang di balik gelap,
buang
patah arang ganti menjadi harap,
akan
ada cemerlang di balik gemintang,
jalan
masih terbentang...
11.ADAMU
Pejamkan mata
bersunyi
menemuimu
di perbatasan hening
antara ada namun tiada
antara tiada namun ada
kau pasti mengerti
alasanku menepi
menikmati senyap
indahnya adamu kurasakan
ini caraku sederhana
menemuimu kapan saja
bersunyi
menemuimu
di perbatasan hening
antara ada namun tiada
antara tiada namun ada
kau pasti mengerti
alasanku menepi
menikmati senyap
indahnya adamu kurasakan
ini caraku sederhana
menemuimu kapan saja
Jakarta, Pebruari 2013
12.SEPARUH JIWA
Jejak langkahmu
tertahan
di balik jendela
tampias rasa membekas
di kaca jiwa
jarak ataupun waktu bukanlah dinding
akan ada muara hati di lautan teduh
melarungkan s'gala asa dan rasa saling terpaut
ini tak lagi mimpi yang karam dan tenggelam
ketika masa tak sanggup mencabik kenang
genangan ingatan tak 'kan mengering
menjadi karsa atas rasa jiwa sejati
sebab aku masih dengan separuh dirimu
‘kan kujaga seumur hidupku
di balik jendela
tampias rasa membekas
di kaca jiwa
jarak ataupun waktu bukanlah dinding
akan ada muara hati di lautan teduh
melarungkan s'gala asa dan rasa saling terpaut
ini tak lagi mimpi yang karam dan tenggelam
ketika masa tak sanggup mencabik kenang
genangan ingatan tak 'kan mengering
menjadi karsa atas rasa jiwa sejati
sebab aku masih dengan separuh dirimu
‘kan kujaga seumur hidupku
Jakarta, Pebruari 2013
13.ANGIN
angin...
kabarkan padaku tentangnya.
tentang senja yang telah lama menanti
jingga berpendar,
sebab hujan telah merenggutnya
sebab awan hitam bertahta di kaki langit.
kabarkan padaku tentangnya.
tentang senja yang telah lama menanti
jingga berpendar,
sebab hujan telah merenggutnya
sebab awan hitam bertahta di kaki langit.
angin...
katakan padaku dia baik-baik saja.
bernaung di bawah lindungan dan cintaNya
yang maha luas.
katakan padaku dia baik-baik saja.
bernaung di bawah lindungan dan cintaNya
yang maha luas.
angin...
masih 'ku nanti biru langitku
usai hujan reda.
bawalah kepadaku.
jangan tunda terlalu lama.
sebab hujan bulan ini
telah merendam luka-luka.
masih 'ku nanti biru langitku
usai hujan reda.
bawalah kepadaku.
jangan tunda terlalu lama.
sebab hujan bulan ini
telah merendam luka-luka.
Jakarta, Pebruari 2013
14.BAHAGIA
Bahagia ini masih
ada;
bersamaku ada kau pelengkapnya;
semakin indah;
bagian dari hela nafas rasaku; kita
bersamaku ada kau pelengkapnya;
semakin indah;
bagian dari hela nafas rasaku; kita
Jakarta, Pebruari 2013
15.HATIKU TERJAGA
pada jarum jam
dinding
yang tak pernah lelap
aku bercerita tentang jingga
yang pendarnya milik senja
tentang embun yang
sejuknya milik pagi
tentang terik yang
setianya milik siang
tentang gelap yang
tulusnya untuk malam
aku, kau adalah
kita berada di antaranya
karena hatiku terjaga
yang tak pernah lelap
aku bercerita tentang jingga
yang pendarnya milik senja
tentang embun yang
sejuknya milik pagi
tentang terik yang
setianya milik siang
tentang gelap yang
tulusnya untuk malam
aku, kau adalah
kita berada di antaranya
karena hatiku terjaga
untuk kita hari
ini,
esok dan selamanya
di sisa usiaku
esok dan selamanya
di sisa usiaku
Jakarta, Pebruari 2013