27 Juli 2009

KEPINGAN KEKECEWAAN

ketika suara jiwa
menyanyikan senandung hati yg pilu
dan menggetarkan dada
nurani ini tak kuasa menahan
segala pedih dan luka
yang menggores di batinku yang lara
asa itu pergi tak kembali
mengembara lepas dari jasadku
hingga tubuhku membujur kaku


aku pergi bersama luka dan kecewa
malamku sepi tak berujung
kesunyian melandaku sepanjang waktu
menyisakan seonggok luka yang menganga
kukira bibirku tersenyum manis
ternyata air mata menderai tak tertahan
bongkahan asa makin menjulang tinggi


tak bernyawa,
menatap keheningan malam
diantara redup jiwaku yg hampa
tak ada guratan senyum dan tawa
yang ada jeritan pilu hatiku
anyg tak terdengar olehmu
kala aku berjuang demi kebahagian lahir batinmu
aku menahan sejuta rasa
perasaanku berbaur dengan kepingan kekecewaan


perih di dasar kalbu
mataku menatap kosong
tak berkata bisu bagai karang di tepi lautan yg dangkal
hanya ombak kesunyian riuh di antara sepiku yg sepi....
aku tetap terbelenggu sunyi hingga di ujung waktu
membias cakrawala di ujung senja hatiku yang temaram

1 komentar:

  1. Ya bener, kamu menulis setiap puisi dalam satu posting. Artinya setiap selesai nulis satu posting/puisi langsung kamu terbitkan. Dengan begitu orang bisa memberikan commentnya pada setiap puisi. Yang aku masukkan itu sekaligus beberapa puisi yang aku copy, jadi orang tidak bisa comment pada tiap satu judul puisinya. Kalau perlu yang aku masukkan itu di hapus/diedit dan kamu tulis kembali.

    BalasHapus