Burung camar telah terbang tinggi...
keangkasa tertinggi dan takkan kembali...
untaian kata jiwamu tetap tersimpan di sanubari
tak kan pernah terkikis zaman
walau kini tlah menghadap Ilahi
tapi asamu masih berkobar di setiap hati kami
sebatang lisong yang kau goreskan
akan tetap menggema hingga kini
aku tergugah oleh kehebatan si burung camar
aku terlena kepakan sayapmu tatkala terbang ke awan
surat cinta yang kau tulis masih terpampang di jiwa kami
rumpun alang alang yang kau tuliskan
makna titipan yang kau sampaikan
perempuan yang tergusur kau perjuangkan
selamat jalan wahai burung camar
kau terbang bebas ke angkasa
senyummu,karyamu,pengabdianmu pada negeri
kan tersimpan di monumen hati kami..
putra terbaik bangsa...keberanianmu kan tetap abadi...
karya emasmu kan hidup selamanya....
Indah & Bagus banget puisinya... .
BalasHapusSama seperti kejadian akhir" ini...
yang terjadi di Jakarta yach...
Teruskan untuk bikin puisi yang indah...
@sigit lucia
Pantang berhenti yah
BalasHapuspasti suatu saat kan ada kesempatan...
untuk dikenal penikmat puisi di nusantara....
burung camar sapa sih? Rendra kah?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusYa benar puisi ini untuk Alm WR RENDRA
BalasHapus