gelisah dan raguku larut diantara gamang dan bimbang
tak kurasai pahit empedu yang kutelan
tak ada lagi ukiran dan pahatan kekecewaan
aku bangkit menghentak kaki dan berlari
menghancurkan segala keredupan di jiwa
ku hancurkan bongkahan batu itu
batu kekecewaan yang kau tancapkan
kuleburkan rasa benci yang berakar di hatiku
kubasuh luka ini dengan senyum dan tawa
tak ada air mata karenamu takan ada lagi
aku suka puisi ini menggambarkan ketangguhan sang penulis
BalasHapusya bener
BalasHapus