Jika mata tak lagi melihat |
jika telinga tak lagi mendengar |
jika mulut tak lagi berucap |
masih ada mata hati |
yang mampu melihat,mendengar, |
dan mengatakan dengan kejujuran |
Matahatimu tak bisa membohongimu |
jika mulutmu bisa berbohong |
tapi tidak dengan matahatimu |
seandainya matamu berpura-pura |
tidak melihat tapi matahatimu |
yang berbicara direlung jiwamu |
dengarkanlah suara hatimu |
karena dia bisa melihat, |
mendengar, berbicara dan merasakan |
yang sesungguhnya. |
Puisiku adalah senandung hatiku. Hati tidak berdusta, hati mengatakan apa adanya, bila hati tak mengerti, dia akan diam dan tak berjanji.
02 Agustus 2009
MATAHATI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bagus sekali. Cerita suatu kebenaran yg meskipun dikenal diketahui banyak orang tp tidak dipraktekkan. Sangat disayangkan.
BalasHapusBagaikan makan kacang satu persatu, demikianlah kita mustinya menikmatinya ketika membaca puisi ini. Selamat ya Emi..teruslah menyuarakan nurani.
Terima kasih telah mengundang aku..
Dari Benny S.Wahyu